Jakarta, Kompas -
Tahun 2008, perolehan premi bisnis baru (annualised new business) AXA Mandiri sekitar Rp 572 miliar. Diluncurkannya program telemarketing dan produk syariah tahun 2009 menjadi pemicu melesatnya kinerja, khususnya lonjakan perolehan premi baru.
Presdir AXA Mandiri Albertus Wiroyo mengungkapkan hal itu, Minggu (10/1) di Jakarta. AXA mandiri merupakan perusahaan patungan antara Bank Mandiri dan perusahaan keuangan global AXA melalui AXA Indonesia. AXA Mandiri merupakan pelopor bancassurance di Indonesia, yakni kerja sama antara perusahaan asuransi dan bank dalam memasarkan produk asuransi.
”Bank Mandiri memiliki kantor cabang yang banyak, sekitar 800 unit, dan nasabah potensial yang sangat besar, sementara AXA memiliki keahlian di bidang perasuransian sehingga faktor itu sangat mendukung kinerja kami,” kata Albertus.
CEO AXA Indonesia Randy Lianggara menambahkan, kinerja signifikan AXA Mandiri tersebut pun baru diperoleh dari menggarap nasabah kartu kredit Bank Mandiri.
”AXA Mandiri segera bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri. Di samping itu, pemasaran juga akan dilakukan di lokasi Carrefour. Bulan Desember lalu sudah dimulai di tiga lokasi di Jakarta, bulan ini 10 lagi. Tahun 2010 ditargetkan menjadi 60 lokasi,” katanya.
Menurut Albertus, penjualan asuransi yang dilakukan melalui bank rata-rata mencapai Rp 100 miliar per bulan. Adapun melalui tele sales sejak sistem pemasaran baru itu diluncurkan April 2009 rata-rata mencapai Rp 40 miliar per bulan.
Sementara penjualan produk syariah yang dimulai Juli 2009 mencapai total Rp 200 miliar, padahal target semula hanya Rp 150 miliar sampai akhir tahun. Dengan bekerja sama Bank Syariah Mandiri, Albert menargetkan dapat memperoleh premi asuransi syariah sampai Rp 500 miliar pada tahun ini.
Sebelumnya, Presdir Prudential Indonesia Kevin Holmgren dalam kesempatan terpisah mengungkapkan, pertumbuhan bisnisnya juga cukup signifikan.