Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inul, Mitha, dan Silvana Nyaris Dikeroyok

Kompas.com - 29/04/2010, 08:11 WIB

KOMPAS.com — Pengalaman buruk dialami Inul Daratista, Paramitha Rusady, dan Silvana Herman. Mobil mereka dihadang massa yang beringas. Insiden menegangkan itu terjadi saat rombongan Inul hendak masuk ke Ereke, ibu kota Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu (25/4/2010) sore.

Meski akhirnya selamat, Inul hingga Rabu (28/4/2010) masih merasa trauma akibat peristiwa tersebut. Informasi yang diperoleh SURYA, kala itu massa sempat menggedor-gedor mobil Inul, Mitha, dan Silvana yang berada di paling depan dalam konvoi tersebut.

Mereka adalah massa antipasangan calon bupati Ridwan Zakariah dan calon wakil bupati Harmin Hari. Pasangan itulah yang mengundang Inul dan kawan-kawan untuk memeriahkan kampanye di Lapangan Ereke.

Menurut TRIBUN TIMUR, terdapat lima pasang calon bupati-wakil bupati di kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Muna itu. Mereka adalah Ridwan Zakaria-Harmin Hari, Alimuddin-Asnawir, Hasirun-Mustamlin, Ny Sumarni-Abu Hasan, dan Yusuf-Aidin. Adapun jadwal pencoblosan direncanakan berlangsung pada Kamis ini.

Massa tersebut diduga merupakan para pendukung Sumarni-Abu Hasan. Sumarni adalah istri Irjen (Pol) Ansaad Mbai, yang saat ini menjabat Ketua Desk Anti-Teror Dephankam. Massa pendukung calon bupati (cabup) yang menjadi lawan Ridwan Zakariah itu tampak beringas.

Mereka berteriak-teriak menyuruh membuka kaca mobil. Jika ini terjadi dalam situasi penuh tawa, maka tentu ketiga artis tersebut senang. Namun, massa bukannya ingin melihat wajah ketiga sang artis, melainkan ingin memastikan apakah Gubernur Sulawesi Tenggara yang juga Ketua DPW PAN Sulawesi Tenggara, Nur Alam, ikut kampanye putaran terakhir itu. Mereka tak ingin si gubernur ikut dalam kampanye calon bupati yang tak mereka dukung. Sewaktu mobil kembali, mobil itu sempat dilempari botol air mineral.

Melihat bahwa yang disodorkan itu botol air mineral—bukan ponsel untuk memotret seperti biasanya jika mereka datang ke daerah—ketiga artis itu pun memutuskan untuk menghindari massa. Mereka panik melihat massa yang menghadang mobil.

Karena terjebak, dan demi menghindari massa, Inul pun tidak jadi menyanyi. Menurut beberapa orang yang bersama rombongan itu, pedangdut asal Pasuruan ini merasa ketakutan. Dia teringat bayinya yang berumur kurang dari setahun, Yusuf Ivander Damares, yang kala itu ditinggal di Jakarta.

Naik kapal
Batal menyanyi di darat, Inul tak mau pulang tanpa menghibur. Setelah lolos dari kerumunan massa, ibu satu anak itu langsung pulang naik kapal. Perjalanan selama tiga jam dengan kapal tidak disia-siakan.

Ketakutannya dilampiaskan dengan menghibur mereka yang naik kapal. Meski tak ada orkes dengan peralatan musik lengkap, tidak menjadi masalah. Hanya diiringi organ tunggal, Inul pun bergoyang ngebor.

Hari Rabu, pedangdut berusia 31 tahun ini sudah kembali ke rumahnya yang nyaman di kawasan Pondok Indah, Jakarta. Kejadian di Buton tersebut, menurut sang suami, Adam Suseno, memang sempat membuat Inul panik. Namun, Adam meluruskan bahwa bukan Inul yang dikeroyok dan akan dilempari botol air mineral.

“Bukan Inul yang dikeroyok, tetapi rombongan calon bupati yang akan kampanye di Buton yang dihadang. Kebetulan Inul juga ada dalam rombongan. Mereka dihadang oleh massa yang mendukung calon bupati lain,” kata Adam ketika dihubungi SURYA, Rabu kemarin.

Karena sudah terlalu sore, tiga artis itu pun batal tampil. “Sebelumnya, Inul diundang ke Kendari untuk memeriahkan ulang tahun kota itu, dan semuanya berjalan lancar,” tambah Adam. (pramudito)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau