Film yang mulai diputar di semua bioskop di Indonesia sejak hari pertama setelah Lebaran 2010 itu diproduksi PT Multivision Plus (MVP) Jakarta dan didukung penuh PP Muhammadiyah.
Tak hanya itu, Boediono juga sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar Muhammadiyah di Blitar. "Jadi, wajar jika Bapak Boediono tertarik menyaksikan film tersebut," kata Yopie.
Film ini bercerita tentang kiprah KH Ahmad Dahlan seabad silam. Sepulang dari Mekkah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan.
Melalui langgar/surau-nya, Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman.
Tindakan itu mengakibatkan kemarahan seorang kiai penjaga tradisi, Kiai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Tak hanya itu, Ahmad Dahlan "Sang Pencerah" juga dituduh sebagai kiai kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Boedi Oetomo.
Tetapi, tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani istri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca), dan lima murid setianya, yakni Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara), dan Dirjo (Abdurrahman Arif), kemudian Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai perkembangan zaman sehingga tidak diinjak-injak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.