Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerinduan Para Penggemar Roxette Pun Terobati

Kompas.com - 04/03/2012, 13:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Gangguan tata sound pada akhir konser duo pop rock Swedia Roxette di Jakarta, Sabtu (3/3/2012) malam, menjadikan konser itu berkesan antiklimaks. Namun, secara keseluruhan, Roxette telah mengobati kerinduan para penggemar mereka yang datang menonton.     

Beraksi selama kurang lebih satu setengah jam, Roxette--Marie Fredriksson (53, vokal) dan Per Gessle (53, gitar dan vokal)--telah menghibur beberapa ribu penontonya di hall Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, Jakarta. Mereka membawakan 18 lagu yang sebagian besar nerupakan hit dari 1980-1990an.

Marie dan Per, yang kompak perkostum hitam putih dan didukung oleh beberapa pemusik lain, mengawali penampilan mereka dengan "Dressed for Success" yang riang. Para penonton berteriak menyambut lagu itu dan larut ikut bernyanyi. Per tampak paling aktif berkomunikasi dengan para penonton. Per mengaku rindu terhadap Jakarta. "Sudah bertahun-tahun lalu rasanya sejak kami terakhir di sini. Sepertinya, saya masih mengenali muka-muka di sini. And we're gonna bring the party tonight," sapa Per, yang disambut sorak sorai para penggemar setia Roxette.

Kerinduan Per bukan tanpa sebab. Terakhir kali Roxette tampil di Jakarta kira-kira enam tahun yang lalu, 1996.

Usai menyapa para penonton, Per memenuhi janjinya untuk mencipta suasana pesta dalam konser tersebut tanpa ampun. Hit demi hit disajikan oleh Per dan Marie,  dari "Sleeping in My Car", "Big Love", "Wish I Could Fly", "Fading Like a Flower", "Crash Boom Bang", "It Must Have Been Love", hingga "Joyride". Para penonton pun tak henti-hentinya bernyanyi.

Marie, yang terlihat sudah lebih tua dan pada 2002 didiagnosa terkena tumor otak, tampak tak seaktif Per dalam berkomunikasi dengan para penonton. Meskipun demikian, kualitas vokal Marie tak berkurang, masih seperti ketika ia membawakan hit "It Must Have Been Love", lagu tema film "Pretty Woman", yang dimainkan oleh Richard Gere dan Julia Roberts.

Lagu yang dirilis pada 1986 tersebut menjadi lagu yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Per mengawali lagu itu dengan sebuah kalimat intro untuk mengingatkan kembali para penonton ke suasana 25 tahun yang lalu, ketika Roxette berhasil menembus pasar AS sesudah mencapai keberhasilan di tanah kelahiran mereka, Swedia. "Lagu ini semoga bisa dirasakan seperti 25 tahun yang lalu. From cold cold sweden to hot hot Hollywood," ujar Per, yang langsung memainkan intro lagu tersebut dengan gitar akustiknya.

Lagu itu membuat seisi hall MEIS bergema lantaran para penonton bernyanyi dari awal hingga akhir lagu tersebut. "Fantastis!" puji Per di tengah-tengah lagu.

Bagian lain yang tak kalah serunya adalah ketika Roxette menyuguhkan medley "How Do You Do" dan "Dangerous". Pada bagian itu, Per, Marie, dan para pemusik pendukung mereka  mengerahkan kemampuan bermusik mereka. Mereka bernyanyi, bermain musik, sambil melompat-lompat tiada henti.

Lagi-lagi, para penonton terhipnotis. Area festival yang memang masih menyediakan banyak ruang tak membuat para penonton mati gaya. Mereka justru bisa leluasa bergoyang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com