Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Anomali atau...

Kompas.com - 22/04/2012, 02:08 WIB

Laki-laki itu seorang ayah penuh kasih sekaligus pembunuh yang tak punya belas kasihan. Inilah kisah gelap dalam film thriller psikologis Modus Anomali.

Di sebuah hutan yang gelap, laki-laki itu berhadapan dengan teka-teki besar. Dia lupa siapa dirinya dan tidak paham bagaimana tiba-tiba ada di sebuah hutan sendirian. Jejak keluarga dan teman-temannya juga lenyap dari telepon seluler yang dia pegang.

Sebelum menemukan jawabannya, dia berhadapan dengan teror. Sesosok manusia berpakaian dokter bedah muncul bagai bayang-bayang yang siap membunuhnya kapan saja. Dua kali percobaan pembunuhan terhadapnya gagal. Laki-laki terteror yang diperankan dengan baik oleh Rio Dewanto itu hanya bisa lari dan lari. Ketegangan merambat sedikit demi sedikit di sepanjang pelariannya.

Saat itulah, laki-laki tersebut menemukan jawaban siapa dirinya. Dia ternyata bernama John Evans yang memiliki seorang istri dan dua anak. Mereka sempat menikmati liburan bersama di pondok di tengah hutan sebelum mereka terpisah secara misterius. Bagaimana mereka terpisah? Itulah teka-teki baru yang disodorkan John.

Adegan berikutnya, John menemukan video berisi adegan pembunuhan sadis terhadap istrinya. Dia juga tahu dua anaknya terancam menjadi korban. John pun terus berlari dan berkejaran dengan waktu di antara teror yang terus mengintainya. Tujuannya hanya satu: menyelamatkan kedua anaknya dari pembunuh.

Apa yang terjadi kemudian adalah seperti mimpi buruk bagi kedua anak tersebut, juga bagi John, dan mungkin juga penonton.

Kejutan

Modus Anomali merupakan film layar lebar keempat Joko Anwar setelah Janji Joni (2005), Kala (2007), dan Pintu Terlarang (2009). Film produksi Lifelike yang mendapat penghargaan pertama Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Film di Korea Selatan itu menyodorkan lapisan teka-teki sejak adegan pertama. Dengan demikian, Joko leluasa memaksa penonton ikut memikirkan jawabannya.

Siapa dalang di balik teror kejam di tengah hutan itu? Pertanyaan itu, misalnya, dibiarkan menggantung cukup lama. Nyaris di pengujung cerita, dalang dan pelaku teror itu terkuak. Film ini mencoba mengecoh penonton tentang siapa sebenarnya John.

Selanjutnya, Joko memberikan penjelasan atas serangkaian teka-teki yang dia sodorkan, seperti tentang keluarga yang dibantai di tengah hutan. Juga tentang siapa sebenarnya John dan siapa keluarganya. Tentang siapa yang dia telepon dengan lembut dari tengah hutan. Dijelaskan pula tentang mengapa John mempunyai ”anomali” perilaku seperti digambarkan dalam adegan-adegan sebelumnya. Bagaimana modus pembantaian juga dijelaskan ketika sebuah keluarga lain yang menjadi korban berikutnya.

Satu hal penting yang tidak terjelaskan adalah motif perilaku John selama berada di hutan. Di film ini, John ujuk-ujuk berperilaku aneh tanpa alasan yang jelas. Joko Anwar dalam konferensi pers, Selasa (17/4) siang, mengatakan, John dalam film itu bukanlah psikopat, melainkan seorang ayah yang mempunyai hobi aneh, yakni membunuh.

Katakanlah, seandainya membunuh menjadi sebuah hobi, tetapi di film ini tidak ada penjelasan bagaimana hobi itu bermula dan berproses. Mengapa manusia punya hobi membunuh? Ini teka-teki baru yang sengaja disisakan atau.... (Budi Suwarna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com