Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Sosial di Festival Metal

Kompas.com - 22/05/2012, 04:49 WIB

”Lagu ini saya persembahkan untuk ibu saya,” seru vokalis band metal Rottenomicon, Terrance Gobbs, di hadapan 500 lebih penonton festival musik ”Bandung Berisik” yang badannya berlumuran lumpur.

Dia pun mendeskripsikan ibunya sebagai pedagang kecil yang mencari nafkah dengan berjualan, dan harus tersingkir karena keberadaan minimarket yang menyebar hingga di pelosok daerah.

Sebuah masalah yang kerap ditemui dalam lima tahun terakhir, ambruknya toko tradisional yang tak mampu mengimbangi minimarket yang beroperasi dengan penerangan yang benderang serta berpendingin ruangan.

Pemerintah seharusnya menjadi pihak yang mencegahnya, tetapi malah gemar memberi izin operasi.

”Ini untuk pemerintahan kita,” kata Gobbs dalam bahasa Inggris, diikuti hentakan drum. Rottenomicon pun melanjutkan aksinya membawakan lagu metal dan penonton di depannya sebagian mengangguk-angguk sembari mengacungkan jari telunjuk dan jari kelingking.

Rottenomicon adalah satu dari 60 band musik cadas yang tampil bergantian dalam festival ”Bandung Berisik”. Festival ini digelar selama dua hari berturut-turut, Jumat (18/5) dan Sabtu (19/5) di Pangkalan Udara Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

”Bandung Berisik” mempertemukan para penggemar musik cadas dengan 60 grup musik yang dihadirkan dalam tiga panggung bersebelahan. Dalam acara selama dua hari itu, setidaknya 20.000 penonton membanjiri Lanud Sulaiman untuk bergembira bersama.

Kondisi lapangan yang becek berlumpur dan kadang tergenang air keruh tidak menghalangi penonton untuk mengerubungi panggung. Mereka berteriak bernyanyi bersama hingga moshing mulai membuat lingkaran serta crowd-surfing di atas penonton lain.

Antusiasme penonton dibalas dengan musik yang berdentum dengan volume yang dipasang sekeras mungkin, pencahayaan yang menyilaukan, dan aksi panggung pemain band yang seolah tidak mengenal lelah. Tentu saja, diikuti suara yang serak dan pelafalan yang tidak jelas dari mulut sang vokalis.

Tak sekadar mengumbar musik keras dan permainan gitar, grup yang tampil juga menyajikan lagu bertemakan kritik sosial, seperti dilakukan Rottenomicon. Begitu pula ditampilkan grup grindcore asal Bandung, Mesin Tempur, yang membawakan lagu ”Beca Tiguling” untuk para tukang becak. Mereka yang mewakili ekonomi rakyat dan menjadi pahlawan lingkungan tanpa tanda jasa karena berusaha tanpa mencemari udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com