Sting Benar-benar "Menyengat" Jakarta

KOMPAS.com — Sting, penyanyi kelahiran Inggris itu, benar-benar menjadi "An Englishman" di Jakarta, Sabtu (15/12/2012) malam. Ia menyatu dengan ribuan penonton yang melakukan kor massal menyanyikan lagu ”Englishman in New York”.

Ribuan penonton itu datang dari sejumlah kota di negeri ini. Mereka tumplek di Mata Elang International Stadium, Ancol, tempat konser bertajuk ”Back to Bass Tour” digelar. Salah satu penonton itu adalah priayi dari Solo, yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta, yaitu Joko Widodo. Ia tidak menonton di kelas VIP, tetapi membaur berdiri bersama penonton lain di kelas festival. Ikut bernyanyi pula.

"I'm an alien, I’m a legal alien, I'm an englishman in New York", begitu lirik bagian chorus yang membahana dan membikin merinding penonton. Lagu itu memuat pesan agar seseorang menjadi diri sendiri, tidak cengeng. Be yourself no matter what they say.

Sting naik panggung tepat pukul 20.43 dalam siraman lampu kebiruan. Penonton di bagian festival merangsek ke bibir panggung dengan tertib. Ia langsung membawakan lagu "If I Ever Lose My Faith In You” dan ”Every Little Thing She Does is Magic".

Sting lalu menyapa ramah penonton dengan sepotong bahasa Indonesia, ”Terima kasih! Apa kabar?” katanya disambut gemuruh penonton.

"Sudah 18 tahun lalu kita bertemu," kata Sting—kali ini berbahasa Inggris—mengingat penampilannya di Jakarta, 1994.

Usia 61 tahun hampir tak memengaruhi performa Sting. Ia tampil energik dengan suaranya penuh tenaga. Tubuhnya bersimbah keringat, urat-urat di lehernya tampak menonjol jelas saat bernyanyi.

Ia sangat komunikatif dalam mengajak penonton memaknai lagu. Ia, misalnya, menunjukkan boneka kecil binatang serigala.

"Kalian punya binatang semacam ini, kami menyebutnya fox. Ini lagu tentang binatang ini, tentang kehidupannya," kata Sting, lalu meletakkan boneka dan menyanyikan lagu "The End of The Game". Itu juga lagu tentang kehidupan manusia.

The Police

Dari sekitar 20 lagu, sejumlah lagu The Police juga dinyanyikan, seperti ”Message in A Bottle”, ”Demolition Man”, ”Driven to Tears”, ”Wrapped Around Your Finger”, ”De Do Do Do, De Da Da Da”, dan tentu saja ”Roxanne”, yang membuat penonton histeris. ”Roxanne” bertutur tentang pria yang mencintai pekerja seks komersial. Entah berapa ratus kali Sting menyanyikan ”Roxanne”. Namun, seperti pengakuannya, ia selalu memperoleh energi baru dan inspirasi baru ketika membawakan lagu ini.

Musik Sting adalah musik yang bebas interpretasi sekaligus personal. ”Fields of Gold”, misalnya, liriknya begitu puitis, bercerita tentang keindahan alam pedesaan Inggris. Dengarkan pula petikan gitar yang mengawali alunan melankolis ”Shape of My Heart”, sebuah lagu yang diinterpretasikan beragam oleh penggemarnya.

Jakarta merupakan kota terakhir yang dikunjungi Sting dalam ”Back to Bass Tour” yang digelar promotor Third Eye Management Asia. Konser keliling berlangsung lebih dari setahun, sejak Oktober 2011, merambah kota di Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Sting tampil menyandang basnya. ”Kami ingin kembali ke akar, tampil dengan pendekatan yang lebih sederhana,” kata Sting dalam wawancara dengan Kompas.

Sting dikawal Dominic Miller pada gitar, sahabat lama Sting yang telah bermain bersama lebih dari 20 tahun, dan David Sancious pada keyboard. Adapun pada drum adalah Vinnie Colaiuta, yang bermain dahsyat bersama pebiola Peter Tickell.

Guns N’ Roses hari ini

Konser Guns N’ Roses, yang direncanakan digelar Sabtu malam di Lapangan D, Senayan, diundur dan dipindah menjadi Minggu (16/12/2012) pukul 13.00 di Mata Elang International Stadium, Ancol.

Pemberitahuan resmi dari pihak Indika, selaku promotor, menyebutkan pemindahan terkait dengan rusaknya panggung di Lapangan D, Senayan, akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta, Kamis sore. (MYR/SF)