Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harlem Shake" Picu Konflik Hak Cipta

Kompas.com - 13/03/2013, 21:06 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com -- Artis reggae Hector Delgado dan rapper Jayson Musson mengatakan bahwa produser rekaman hit "Harlem Shake" tidak memiliki izin untuk menggunakan vokal mereka. Diberitakan oleh New York Times, pasangan itu kini meminta kompensasi dari label rekaman Mad Decent Records, yang merilis lagu tersebut.

Video Harlem Shake telah menjadi sensasi internet dalam situs berbagi video YouTube.

Produser Harry Rodrigues atau DJ Baauer dan Mad Decent Records menolak berkomentar.

Musson mengatakan kepada New York Times bahwa label rekaman itu telah "lebih dari kooperatif", tapi belum tercapai kesepakatan antara Delgado dan Musson dengan label rekaman tersebut.

Lagu itu mengilhami ribuan orang di dunia untuk mengunggah video diri mereka menari dalam 30 detik pertama lagu itu. Kira-kira 4.000 video diunggah ke YouTube dalam sehari.

Lagu tersebut aslinya dirilis pada 2012.

Isu hak cipta
Suara Delgado terdengar pada bagian awal lagu itu dengan menyanyikan lirik, "con los terroristas," yang merupakan sample dari lagu miliknya yang dirilis pada 2006.

Lima belas detik kemudian, Musson berteriak, "Do the Harlem Shake." Teriakan itu diambilnya dari  sebuah lagu rap milik grupnya, Plastic Little, yang dirilis pada 2001.

Kepada New York Times, agen Delgado, Javier Gomez, menyebut bahwa situasi itu merupakan "pelanggaran serius hak properti intelektual."

Bulan lalu, dalam sesi "tanya saya apa saja" di Reddit, Rodrigues ditanya mengenai asal muasal penyanyi Spanyol perempuan yang juga ditampilkan dalam lagu itu. "Saya menemukannya di innerweb," jawab Rodrigues.

Barney Hooper, dari PRS for Music, yang mewakili pengelola hak cipta para pencipta musik, mengatakan kepada BBC, "Jika ada potongan musik yang digunakan dalam karya musik lain, biasanya pencipta karya orisinal berhak mendapat bagian royalti ketika karya itu dimainkan, dibawakan atau direproduksi," kata Hooper. "Sebuah lagu bisa memiliki sejumlah penulis lagu atau komposer dan menggunakan sample dari karya-karya lain," lanjutnya.

"Jika itu merupakan masalahnya, semua bisa memiliki bagian kepemilikan dalam karya yang baru dan hal itu akan terdaftar dengan organisasi seperti PRS for Music. Kami kemudian membayar royalti berdasarkan pembagian kepemilikan yang terdaftar dengan kami," ucapnya.

Namun situasinya kadang-kadang rumit, tambah Hooper. "Seringkali ada konflik kepemilikan mengenai karya-karya populer yang menggunakan potongan musik milik orang lain," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com