Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Terbuka Puteri Sitok Srengenge

Kompas.com - 30/11/2013, 14:28 WIB
Jodhi Yudono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com--Berkait dengan gonjang-ganjing yang menyangkut nama penyair Sito Srengenge yang dilaporkan oleh seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) berinisial RW (22) ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan perbutan tidak menyenangkan, puteri Sitok yang bernama Laire Siwi Mentari melayangkan surat terbuka di blog miliknya.

Seperti diberitakan oleh sejumlah media, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Pol) Rikwanto membenarkan bahwa pelapor sekaligus korban melaporkan Sitok Sunarto alias Sitok Srengenge ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya pada Jumat pukul 14.15 WIB.

Rikwanto mengatakan, dalam laporannya RW mengaku bertemu dengan Sitok pada acara Festival Kreatif di FIB UI. Saat itu korban menjadi panitia acara dan terlapor menjadi salah satu juri.

Pada Maret 2013, terlapor menghubungi RW untuk bertemu di Kompleks Salihara, Pejaten, Jakarta Selatan. Namun, terlapor meminta korban untuk datang ke rumah indekosnya terlebih dahulu.

"Setelah itu, terlapor memaksa pelapor masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Di dalam kamar, menurut pengakuan pelapor, terlapor meraba, mencium kemudian menyetubuhi pelapor yang mengakibatkan dia hamil tujuh bulan," jelas Rikwanto.

Rikwanto mengatakan setelah korban hamil, terlapor tidak mau bertanggung jawab. Saat ditemui, terlapor selalu membentak-bentak dan hanya berjanji akan bertanggung jawab.

Atas berita yang beredar itulah, Laire kemudian melayangkan surat terbuka seperti di bawah ini:

"Menanggapi kabar buruk yang sedang terjadi saat ini, saya berusaha untuk berbesar hati. Ini berat sekali. Rasanya hancur melihat reaksi beberapa teman saya sendiri nyinyir menanggapi masalah ini. Padahal tidak semua berita yang mereka baca di media itu benar. Banyak yang diplintir dan dibesar-besarkan.

Tuduhan bahwa ayah saya, Sitok Srengenge, memperkosa dan menghindar dari tanggung jawab itu tidak benar. Bahwa ayah saya berhubungan dengan RW memang benar, tapi sama sekali tak ada unsur paksaan. Berkali-kali ayah saya berniat untuk bertemu keluarga RW dan mempertanggunjawabkan perbuatannya. Tapi usahanya itu tidak ditanggapi oleh pendamping RW. Seolah-olah akses justru ditutup. Selama beberapa bulan ini justru ayah saya menunggu kabar dari mediator tersebut. Sampai akhirnya kemarin berita beredar. Ayah saya dilaporkan ke polisi dengan tuduhan pemerkosaan dan tidak ada tanggung jawab.

Saya sangat kecewa kepada ayah saya. Tapi saya tidak akan membiarkan ayah saya menjadi seorang yang jahat. Saya akan dukung dia untuk terus berusaha bertanggung jawab kepada RW dan keluarganya. Dan sebisa mungkin saya akan selalu mendampingi ayah saya. Biar bagaimana pun, saya tetap bagian dari hidup ayah saya dan tak ada siapa pun yang ia miliki kecuali saya dan ibu saya.

Sekali lagi, ini tidak mudah untuk saya dan keluarga. Semua orang berhak kecewa bahkan marah kepada ayah saya. Bahkan saya, sebagai anak, berhak seribu kali lipat lebih marah dari siapa pun. Tapi kemarahan saya tidak akan mengubah kondisi menjadi lebih baik. Setelah marah, lalu apa? Perlu disadari bahwa ada anak berumur 22 tahun sedang depresi menghadapi hidup. Ada janin yang sebentar lagi lahir. Dan ini juga pada akhirnya harus menjadi tanggung jawab saya untuk menguatkan RW dan calon adik saya.

Saya mohon doa dari seluruh teman yang sebesar-besarnya supaya saya dan ibu saya kuat menghadapi ini. RW dan janinnya juga senantiasa diberi kesehatan. Semoga semua ini cepat selesai dan tak ada kepentingan-kepentingan pihak tertentu yang memainkan masalah ini hingga bertambah rumit. Dan, jika berkenan, mohon untuk tidak menggunakan kata-kata kasar untuk menanggapi masalah ini. Tidak untuk membela siapa pun, tapi setidaknya untuk menjaga perasaan kedua keluarga. Terima kasih sebesar-besarnya kepada para sahabat dan keluarga. Baik buruknya perlakuan kalian kepada kami, justru semakin menguatkan cinta keluarga kami."

Salam hangat,
Laire Siwi Mentari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com