Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Happy Salma Habiskan 4 Tahun untuk "The Warrior Daughter"

Kompas.com - 27/08/2015, 00:11 WIB
Yulianus Febriarko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Artis peran Happy Salma mengaku butuh empat tahun untuk menyusun buku biografi "The Warrior Daughter" yang memuat perjalanan dan perjuangan seniman asal Bali, Desak Nyoman Suarti.

"Butuh empat tahun bagi saya buat ngerjain buku ini. Saya rasa setiap orang punya kisah hidup," kata Happy saat merilis buku "The Warrior Daughter", di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/8/2015).

Happy mengatakan, Desak yang dikenal sebagai pengrajin perak jempolan sekaligus penari dan seniman lukis kenamaan, patut diapresiasi dengan mencatat kisah hidupnya ke dalam sebuah buku biografi.

"Saya hampir menangis melihat karya-karyanya yang begitu bagus dan membuat motif-motif khas Indonesia dikenal di luar negeri. Maka, saya berpikir bahwa orang harus tahu dan mengenal beliau. Lalu, munculah ide untuk membuat buku ini. Ini bukan cuma soal karya-karyanya, tapi juga soal bagaimana dia mencari jati dirinya dan memperjuangkannya," tutur Happy.

"Kalau bukan kita ya siapa lagi kan yang harus membuat apresiasi semacam ini," tambahnya.

Selain sebagai bentuk apresiasi, Happy berharap "The Warrior Daughter" yang disusunnya dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda.

"Beliau ini sudah terkenal di luar negeri lewat karya-karyanya terutama di bidang kerajinan perak. Nah, kebanyakan dari kita warga Indonesia enggak tahu bahwa ada maestro bernama Desak Nyoman Suarti. Saya pengin generasi muda menghargai apa yang kita punya. Maka, saya tulis buku ini," tutur Happy.

"Semoga buku ini juga bisa jadi sumber referensi dan inspirasi bagi generasi muda," imbuhnya.

Desak Nyoman Suarti yang hadir dalam peluncuran buku biografinya tersebut, merasa terhormat karena perjalanan hidup dan karya-karyanya telah diapresiasi.

"Ini pertama kalinya ada yang membuat sebuah buku untuk apresiasi karya saya. Waktu itu Happy dan anak saya berteman dan datang ke saya. Mereka menangis karena melihat file karya-karya saya yang hanya tertumpuk di rumah. Jadi, dia bisa menuliskan itu semua dalam buku ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com