"Saya prihatin sama elite-elite politik kita apakah (kasus) itu fitnah atau enggak, saya enggak tahu. Kok terkesan pemimpin kita duniawi banget," ujar Iwan dalam wawancara di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Pusat, Rabu (25/11/2015).
"Saat saya baca di media, mohon maaf, saya muak dengan suasana ini," sambung Iwan dengan nada geram.
Iwan mengimbau masyarakat untuk tidak pernah memilih kembali pemimpin-pemimpin yang berperilaku seperti itu di masa yang akan datang.
"Ya jangan dipilih lah yang duniawi itu. Tapi kok saya kagum sama Jose Mujica (Presiden Uruguay) yang memberikan 90 persen gajinya kepada rakyat Uruguay. Dia hidup sederhana di tempat pertanian. Memang Uruguay bukan 200 juta orang, Uruguay itu hanya sekitar 3 juta orang penduduknya, tak sekompleks Indonesia," katanya.
"Tapi (pejabat Indonesia) bisa belajar kesedehanaan. Kepuasan pemimpin itu tak seberapa, dia banyak uang, tapi seberapa banyak rakyatnya sejahtera, itu harusnya ukuran elite politik kita," tambahnya.
Menteri ESDM Sudirman Said sebelumnya melaporkan Setya Novanto ke MKD atas dugaan meminta saham dari PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dalam laporannya ke MKD, Sudirman menyebut Novanto bersama seorang pengusaha menemui bos PT Freeport sebanyak tiga kali.
Pada pertemuan ketiga, menurut Sudirman, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Sudirman mengaku mendapat informasi itu dari pimpinan Freeport. (Baca: "Politisi Kuat" Minta Saham 20 Persen ke Freeport untuk Presiden dan Wapres)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.