JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman Jodhi Yudono menggelar pertunjukan nyanyian puisi bertajuk "Betapa Cinta" di Geleri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (11/12/2016).
Jodhi yang menyuguhkan karya-karyanya dalam kemasan musikalisasi puisi mengatakan, pertunjukan itu didedikasikan untuk mengobati bangsa Indonesia yang tengah "sakit".
"Konsepnya 'Betapa Cinta'. Kenapa itu? Karena katanya obat paling mujabarab untuk bangsa yang sedang sakit ini adalah cinta," kata Jodhi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/2/2016).
"Lagu-lagu yang saya bawakan itu berupa cinta, cinta bermacam-macam seperti kepada nenek, antar sesama, lingkungan dan lain-lain," sambungnya dia.
Ada 12 lagu yang dibawakan oleh Jodhi bersama dengan kelompok Paduan Suara Purnakarya Kompas Gramedia dan Trio Gempita. Ia berkolaborasi Stanislaus Patrick (gitar), Dedi Jumwadi (cello dan biola), Kaunang Bungsu (perkusi), dan Bujel Diporo. Selain itu ada pianis dan komponis kawakan Marusya Nainggolan.
Lagu-lagu yang disebut Jodhi sebagai nyanyian puisi itu, beberapa di antaranya ada yang diambil dari puisi milik sastrawan Chairil Anwar dan WS Rendra. Aransemen musiknya pun dibuat kekinian.
"Beragam ada yang bertema ska, jazzy, country, menyesuaikan pesan dari puisi yang saya bawakan," katanya.
Jodhi mengatakan, puisi-puisi dari sastrawan yang dijadikan sebuah lagu sudah mendapatkan izin dari keluarganya.
"Ini memang saya tanamkan di diri saya, apapun yang saya lakukan itu harus izin. Karena sebetulnya hakikat dari royalti itu adalah izin," katanya.
"Kayak karyanya Chairil Anwar. Dia itu sudah meninggal lebih dari 50 tahunan lebih kan, itu sudah menjadi milik publik. Tapi, saya harus tetap meminta izin kepada ibu Evawani Alissa. Putrinya Chairil Anwar," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.