JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah melakukan penantian sekian lama, akhirnya Rendy Pandugo merilis album solonya yang bertajuk The Journey, pada 11 Agustus 2017. Sesuai judulnya, album ini merefleksikan perjalanan musikal Rendy ketika dia memutuskan untuk bersolo karier.
Diawali ketika dia mengasah kemampuan menyanyi dan bermusiknya dari kafe ke kafe sembari terus bertahan untuk hidup di Jakarta pada tahun 2012.
Singkat cerita perjuangannya pun membuahkan hasil. Menandatangani kontrak dengan Sony Music, Rendy pun terbang ke Swedia pada Februari 2016 untuk mulai menggarap albumnya di The Kennel Studio, tempat berkumpulnya para produser papan atas yang menggarap musik dari penyanyi terkenal seperti The Chainsmokers, The Veronicas, Birdy, hingga Kygo.
"Sebelum bergabung dengan Sony Music, impian saya cuma sederhana, ingin punya album berbahasa Inggris yang direkam di kamar. Ternyata kenyataannya melebih dari apa yang saya impikan," jelas penyanyi yang hobi fotografi ini dalam siaran pers Jumat (11/8/2017).
"Album Journey ini sangat berarti bagi saya, karena album ini merupakan rangkuman nada-nada yang ada di kepala dalam lima tahun terakhir, dan banyak hal yang terjadi dalam perjalanan karier musik saya selama lima ini tersebut," tambahnya.
Rendy mengangku, tantangan terbesar dari penggarapan album ini adalah menciptakan delapan lagu dalam dua bulan, sedangkan dia sempat berhenti menulis selama lima tahun lebih.
Pengalaman penting lainnya adalah ketika bekerja sama dengan para produser di Swedia, di mana dia keluar dari zona nyaman dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Sebagai seorang musisi, The Journey menjadi sebuah capaian penting dalam karier Rendy, di mana karyanya dapat dinikmati tidak hanya oleh pencinta musik Indonesia, tetapi juga di pasar internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.