Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Film ARKIPEL Ungkap Fenomena di Indonesia

Kompas.com - 16/08/2017, 19:09 WIB
Sintia Astarina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Lenteng kembali mengadakan ARKIPEL "Penal Colony", International Documentary & Experimental Film Festival 2017.

Acara ini diselenggarakan pada 18-26 Agustus 2017 di tiga tempat, yakni GoetheHaus, Kineforum, dan Gudang Sarinah Ekosistem.

Tema Penal Colony sendiri terinspirasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh pengarang asal Jerman, Franz Kafka.

Hafiz Ranjacale selaku Direktur Artistik ARKIPEL menjelaskan lebih lanjut soal Penal Colony itu sendiri ketika dijumpai di KeKini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2017).

"Kami mencoba cari tema yang relevan dengan konteks sekarang, konteks Indonesia, konteks internasional. Lalu, kami diskusi dan munculah soal kriminalitas, hukum, dan sebagainya. Dari diskusi panjang, muncullah kata Penal Colony," kata hafiz.

"Penal Colony membayangkan bagaimana hukum bekerja, bagaimana sistem diterapkan untuk menjadikan para terpidana jadi teratur dan punya sistem tersendiri yang disebut aparatus. Dari ide itu, kami mencoba gimana sinema merangkum persoalan terkait aturan dan sistem," tambahnya.

Dalam festival film ini, ada delapan program utama yang ditawarkan. Ada program Kompetisi Internasional di mana 31 film terpilih dari 15 negara yang disaring dari total 1.700 karya terdaftar.

Dari 31 film itu, ada dua film asal Indonesia, yang berjudul Welu de Fasli karya Wahyu Utami dan Ishak Iskandar, serta Turah karya Wicaksono Wisnu Legowo.

Program selanjutnya ialah Kuratorial Penal Colony, Kurator Muda Asia, Pameran Kultursinema, Presentasi Khusus, Penayangan Khusus, Festival Arkipel, juga Candrawala.

Candrawala menjadi salah satu program yang spesial karena akan menampilkan pula enam film Indonesia yang akan membaca fenomena visual terkini dari produksi gambar bergerak yang dikaitkan dengan konteks lokal Indonesia.

Dalam acara ini akan diputar pula 85 film dokumenter dan eksperimental dari 32 negara. Yuki Aditya selaku Direktur ARKIPEL berharap agar festival film internasional ini bisa menjadi sarana bagi pecinta sinema untuk menemukan karya-karya yang tidak biasa.

"Niat kami membuat festival selain untuk mencari suara-suara baru berbakat dalam membuat film dan bereksperimentasi dengan mediumnya, juga sebagai ruang diskuai yang lebih luas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau