Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudus Siap jadi Tuan Rumah Pertemuan Penyair Nusantara

Kompas.com - 22/12/2017, 16:15 WIB
Jodhi Yudono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com--Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X di Banten, 15-17 Desember 2017 selesai dengan mengeluarkan deklarasi tentang perdamaian dunia.

Deklarasi yang dibacakan sejumlah penyair Indonesia dan negara serumpun itu juga mendesak PBB agar mengakui Palestina dan menolak usulan Presiden Amerika Serikat tentang ibukota Israel di Yerussalem.

Pada simposium internasional, Mahroso Doloh dari Selatan Thailand mengharapkan, penyair serumpun agar bersimpati pada nasib warga Pattani, Thailand.

"Puisi diharapkan bisa menciptakan perdamaian dunia, termasuk bagi perdamaian di Pattani," ujar Mahroso.

Event bagi penyair serumpun Melayu ini telah berlangung 10 tahun sejak digagas di Medan. Tahun depan PPN XI akan ditaja di Kudus, Jawa Tengah. Sedangkan 2019, PPN XII akan dilangaungkan di Malaysia.

Penyair asal Kudus, Jumari HS, mengatakan Kudus sudah siap menjadi tuan rumah PPN XI tahun depan. Kesiapan itu, menurutnya, setelah perbincangan dengan Djarum Foundation sudah menemukan kata sepakat.

"Saya berani menerima mandat PPN X, karena sudah deal dengan Djarum Foundation," kata Jumari yang dihubungi melalui telepon, Rabu (20/12) siang.

Dikatakan peyair Indonesia yang juga karyawan PT Djarum, Kudus, ini bahwa daerahnya dipilih menjadi tuan rumah karena Kudus sebagai kota kecil akan mampu memberi pencitraan bagi perkembangan sastra berskala internasional.

"Jadi saya sangat senang terpilihnya Kudus sebagai tuan rumah PPN XI," ucapnya.

Jadi, lanjutnya, pihaknya sudah siap karena di Kudus banyak komunitas sastra yang bisa membantu. Sebagaimana konggres KSI di Kudus berjalan baik.

Mengenai anggran, Jumari optimistis, ternasuk tempat penyelenggaraan juga sudah siap. "Sebab pembicaraan kami dengan djarum foundation sdh deal," kata dia.

Masih kata Jumari, untuk pencapaian sastra dunia sekarang, sebenarnya banyak terdapat warna yang berbeda. Entah itu diksi, estetika dan lainnya karena pernyair dunia berdomisili yan berbeda tradisi, adat istiadat maupun bahasa.

"Dengan PPN ini saya kira bagian ruang silahturahim kreatif untuk membumikan sastra itu sendiri," imbuhnya.

Mengenai tema PPN XI, ia menawarkan, puisi dan kretek dalam respektif sosial. "Bagaimana pun kretek atau rokok tak bisa dilepas dari kehidupan penyair atau seniman. Tapi usulan in sifatnya terbuka, bisa diganti kalau ada tawaran yang lebih baik," ujar Jumari.

Ia berharap dari PPN ini, sastra sebagai ruang mengkaji nurani untuk capaian memanusiakan manusia dalam kehidupan. Sastra merupakan seni literasi untuk generssi muda.

Untuk PPN XI, peserta terpilih dari kurasi. Pihaknya akan menunjuk kurator. "Siapapun jika karyanya berkualitas akan diundang melalui seleksi ketat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau