Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digunakan Syuting Bumi Manusia, Ini 5 Fakta soal Desa Wisata Gamplong

Kompas.com - 15/08/2019, 06:25 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film Bumi Manusia akan tayang serentak di bioskop Indonesia pada Kamis (15/8/2019). Diangkat dari novel Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia mengambil setting era kolonialisme.

Salah satu tempat yang dipergunakan untuk syuting Bumi Manusia yang disutradari Hanung Bramantyo ini berada di Gamplong.

Desa wisata ini berada di di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta:

Untuk Anda yang belum tahu tentang Desa Wisata Gamplong, berikut ini beberapa fakta tentang Desa Wisata Gamplong yang digunakan untuk syuting film Bumi Manusia.

1. Terdapat Studio Alam

Melansir dari Antara, Sabtu (14/7/2018), Studio Alam Gamplong dibangun pada Oktober 2017. Studio ini diserahkan sebagai aset daerah usai dijadikan lokasi pembuatan film “Sultan Agung The Untold Love Story” yang juga disutradarai Hanung Bramantyo.

Lokasi studio ini berdiri di atas lahan seluas 10 hektare. Usai dijadikan lokasi pembuatan film Sultan Agung, studio ini selanjutnya oleh Hanung dibuat sebagai lokasi syuting Hanung Bramantyo.

Di studio ini wisatawan bisa menikmati nuansa era lampau dengan hadirnya bangunan-bangunan lawas yang digunakan sebagai lokasi syuting.

Baca juga: Sutradarai Film Bumi Manusia, Hanung: Ini Ibadah

2. Terdapat Museum Bumi Manusia

Pada Selasa (13/8/2019), para pemain dan tim produksi film Bumi Manusia meresmikan Museum Bumi Manusia di kawasan Gamplong dekat Studio Alam Gamplong.

Dari penelusuran Kompas.com, lokasi yang dijadikan museum tersebut merupakan setting rumah Nyai Ontosoroh.

Untuk memasuki Museum Bumi Manusia, pengunjung dibatasi 10 orang tiap 30 menit untuk masuk ke dalam. Hal ini karena bangunan tidak kuat menahan orang banyak yang masuk bersamaan.

3. Sentra Produksi Tenun

Selain terdapat studio alam, Desa Wisata Gamplong dikenal sebagai lokasi sentra produksi tenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).

Berada di desa ini, selain bisa melihat hasil produksi kain tenun, wisatawan bisa pula mencoba untuk belajar membuat tenun dari para warga. Selain itu,saat berada di desa wisata ini, wisatawan bisa pula menjajal sensasi menginap di rumah warga.

Baca juga: Pram dan Pulau Buru, Tempat Lahirnya Bumi Manusia

4. Tak Hanya Sentra Tenun, tapi Juga Kerajinan Lain

Gamplong sudah dikenal sebagai desa penghasil barang kerajinan tenun sejak tahun 1950-an.

Namun kini banyak masyarakat yang berinovasi membuat beragam produk.

Seperti tas wanita, tempat atau rak buku, serta aksesori atau hiasan lainnya dengan bahan baku bervariasi di antaranya tanaman eceng gondok, lidi, serat, dan akar wangi yang ditenun menggunakan ATBM

5. Dekat dengan Museum HM Soeharto

Lokasi Museum HM Soeharto berada di dekat Desa Wisata Gamplong, sehingga apabila wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Gamplong, wisatawan bisa sekalian mampir ke museum ini.

Di dalam museum ini terdapat nilai-nilai luhur falsafah Jawa yang menjadi prinsip hidup Soeharto.

Falsafah tersebut tertulis di dinding, tiang-tiang, dan foto berbingkai.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com