Laporan wartawan Kompas.com Eko Hendrawan Sofyan
JAKARTA, SENIN - Belum sempat dirilis ke publik, film ML (Mau Lagi) mendapat protes kencang. Film yang sedianya mulai diputar di jaringan bioskop, 15 Mei mendatang akhirnya ditunda pemutarannya. Produser Indika Entertainment, Shanker, mengatakan penundaan tersebut disebabkan terbentuknya opini negatif di masyarakat terkait bocornya cuplikan film (trailer) tersebut di jaringan internet.
"Kami terpaksa menunda film ini karena sudah terbentuk opini negatif mengenai film ini. Kami tangguhkan sekitar satu bulan ke depan," kata Shanker saat memberi keterangan didampingi Ketua LSF Titie Said, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Jhonny Safrudin dan Ketua Gerakan Umat Islam Indonesia Habib Abdurahman Asegaf di Gedung Film, MT Haryono, Jakarta, Senin (12/5).
Dikatakan Shanker, sampai saat ini pihaknya masih mencari tahu siap pihak yang membocorkan cuplikan promo film tersebut di jaringan internet. "Dari tiga menitan trailer tersebut, yang digunakan sebenarnya hanya dua menit saja. Padahal film ini punya misi cukup jelas. Ini kampanye tentang bahaya free sex," katanya.
Diakui Titie Said, pihaknya memang menerima sejumlah tuntutan dari kalangan masyarakat yang keberatan dengan hadirnya film yang dibintangi Ferry Irawan dan Ratu Felisha itu. Keberatan tersebut lebih karena judul ML, yang memiliki kesan negatif. "Sejauh ini LSF sudah beberapa kali melakukan peninjauan. Peninjauan ulang, merupakan hal yang biasa. Jadi belum sampai memberikan surat lulus sensor," katanya.
Lebih jauh Titie mengatakan, terkait tuntutan tersebut, pihak LSF telah meminta produser untuk merevisi judul dengan tidak menyebut singkatan. "Tapi dengan judul yang panjang Mau Lagi, bukan ML, yang justru dapat menimbulkan persepsi negatif," kata Titie.
Dikatakannya, pihak LSF sendiri telah melakukan penyensoran terhadap film tersebut hingga 15 meter. Sementara Habib Abdurahman Asegaf, dari Gerakan Umat Islam Indonesia, mendukung langkah LSF untuk meninjau ulang film tersebut. "Sehingga hal-hal yang membuat kontroversi di masyarakat dapat diminimalisir," katanya. Ia juga meminta agar penggunaan judul di film tersebut, tidak memancing reaksi negatif di masyarakat dan memunculkan keresahan baru. "ML agar diganti atau disebut secara panjang dengan judul Mau Lagi," pintanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.