Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nurul Arifin Prihatinkan Tayangan TV Atas Nama Selera Pasar

Kompas.com - 31/05/2008, 21:21 WIB

YOGYAKARTA, SABTU - Bintang film era-1990, yang kini lebih dikenal sebagai perempuan aktivis dan politikus Nurul Arifin, merasa prihatin atas banyaknya tayangan bertemakan kekerasan, mistik dan komedi seks yang menghiasi televisi.

"Semua tayangan itu mendewakan rating dan apakah betul jumlah penonton yang disebut dalam rating memang sebanyak yang diklaim karena tidak ada lembaga rating saingan," kata isteri jurnalis Mayong Suryolaksono itu di Yogyakarta, sebagaimana diberitakan Antara edisi Sabtu (31/5).

Artis kelahiran Bandung yang kini juga berprofesi sebagai dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional itu juga menyesalkan tidak adanya larangan atas tayangan televisi seperti itu.

"Semua masih diserahkan kepada mekanisme pasar, meski untuk televisi ada KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan di layar lebar ada LSF (Lembaga Sensor Film)," lanjutnya.

"Jika dikembalikan kepada produser tayangan tersebut, si produser pasti beralasan bahwa tayangan seperti itulah yang sedang laku di pasar," tambahnya.

Menurut dia, artis-artis yang sudah memiliki posisi tawar memang dapat memilih tawaran sesuai idealismenya sehingga para produser lebih senang menggunakan artis-artis yang belum memiliki posisi tawar sehingga bisa memenuhi tayangan yang memenuhi "selera pasar".

Artis yang berperan sebagai Kirana di film Naga Bonar tersebut bahkan mencurigai bahwa gerakan tersebut ditujukan untuk menggiring masyarakat kepada sebuah tontonan yang seragam.

"Ini adalah salah satu cara globalisasi, apalagi Indonesia adalah negara berkembang, dan negara berkembang selalu dibiarkan untuk terus menjadi konsumen," ujarnya.

Sebelumnya, Nurul mengatakan bahwa dampak dari globalisasi adalah mengubah masyarakat yang semula multikultur menjadi masyarakat yang monokultur.

Nurul kemudian menegaskan bahwa perempuan, terutama ibu memiliki peran penting untuk menjadi fungsi kontrol atas tayangan-tayangan tersebut di dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.

Atau jika perlu, lanjut dia, perempuan bisa meluapkannya dengan menulis di surat pembaca.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com