Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBS Unesa Gelar Kampanye Belajar Tanpa Rasa Takut

Kompas.com - 18/06/2008, 18:34 WIB

SURABAYA, RABU - Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar kampanye, Young Hearts; Belajar Tanpa Rasa Takut lewat berbagai kegiatan yang melibatkan guru, siswa, orangtua dan berbagai pihak se Surabaya.
    
"Kegiatan hasil kerja sama dengan Plan Indonesia dan Yayasan Sejiwa ini bertujuan untuk menghilangkan kekerasan yang selama ini sudah berlangsung lama di sekolah," kata Ketua Panitia, Dr Djuli Djatiprambudi, MSi di Surabaya, Rabu (18/6).
    
Menurut dosen Seni Rupa itu, seharusnya para pendidik menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan. Namun kenyataannya kekerasan di sekolah sudah berlangsung lama dan hingga kini masih banyak terjadi.
    
"Bahkan catatan Unecef tahun 2005 menunjukkan terdapat 35 bentuk kekerasan di sekolah yang terbagi dalam tiga kategori, yakni fisik, seksual dan psikis. Bahkan bentuk kekerasan di sekolah lebih banyak dibandingkan di rumah, jalanan maupun di masyarakat," katanya.
    
Lulusan S-3 seni rupa ITB itu mengungkapkan bahwa ujian nasional (unas) juga merupakan salah satu bentuk kekerasan, bahkan cenderung menjadi "teror" bagi para siswa, guru dan aparat pendidikan di atasnya.
    
"Kalau unas banyak yang tidak lulus, guru diteror oleh kepala dinas pendidikan kabupaten atau kota; (selanjutnya) kepala dinas  itu diteror oleh kepala dinas provinsi; kepala dinas provinsi diteror oleh menteri dan seterunsya. Ujung-ujung yang terteror adalah siswa," katanya.
    
Dikatakannya, selain akibat sistem pendidikan, teror juga terjadi antara siswa terhadap siswa lainnya, bahkan bisa jadi dari siswa kepada gurunya.
    
Lewat kegiatan ini, katanya, pihaknya ingin mengungkap berbagai bentuk kekerasan di sekolah yang tingkatnya saat ini sudah sangat kritis sehingga dampaknya luar biasa bagi anak didik.
    
"Di Surabaya ini ada beberapa yang terungkap dan yang terakhir adalah kasus anak SD yang dijewer telinganya hingga melepuh. Saya kira ini baru yang tampak, sementara yang belum teridentifikasi masih lebih banyak," katanya.
    
Menurut dia, untuk mengampanyekan belajar tanpa rasa takut itu, pihaknya menggelar seminar yang melibatkan guru, siswa, orangtua, psikolog, polisi dan media massa yang juga disinyalir ikut andil terhadap budaya kekerasan dalam proses belajar.
    
Selain itu juga digelar berbagai lomba seni yang tujuannya membangun kepekaan rasa sehingga mengurangi berbagai perilaku kekerasan di sekolah. Lomba itu, antara lain, membuat poster, fotografi, musik dan mencipta puisi.

"Kami akan memilih wakil dari Surabaya untuk ikut kampanye antikekerasan di sekolah itu secara nasional di Jakarta dan se-Asia Pasifik di Bangkok," katanya.(ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau