JAKARTA, KOMPAS.com — Dua sohib ini, sutradara Riri Riza dan produser film Mira Lesmana, tak henti-hentinya menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tapi juga inspiratif. Setelah menyuguhkan Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang diadaptasi dari novel laris Andrea Hirata, lewat perusahan Miles Film, mereka akan menghadirkan kisah yang tak kalah seru.
Ya, mereka akan menghadirkan kisah Bumi Manusia yang diadaptasi dari novel terkenal karya mendiang Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pram. Buku ini ditulis saat ia masih mendekam di Pulau Buru karena dituding sebagai orang PKI. Pada masa Orde Baru, buku ini sempat dilarang.
Seperti apa persiapan film itu, berikut obrolan Kompas.com dengan Mira Lesmana di Planet Hollywood Jakarta, Rabu (2/12/2010), tentang itu.
Sudah sejauh mana persiapannya?
Mira Lesmana (ML):
Skenario sudah selesai, hunting lokasi dan setting sudah mulai, tapi belum semua dilakukan. Setelah menyelesaikan drama musikal Laskar Pelangi (yang akan dilangsungkan dari 17 Desember 2010 hingga 9 Januari 2011 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki), baru kami akan fokus menggarapnya. Kira-kira bulan Januari-lah.
Kesulitan apa yang dihadapi dalam penggarapan proyek terbaru ini?
ML: Setiap film punya kesulitannya sendiri-sendiri. Tapi, untuk film ini, tentu saja (kesulitan ada pada) membangun nuansa dan setting tahun 1899-1905 seperti yang disebutkan di buku itu. (Hal itu termasuk) penggambaran masa yang sudah sulit ditemukan, membangun nuansa, dan set Indie pada saat itu. Riset untuk film ini menjadi penting sekali. Kesulitan lainnya adalah menemukan pemeran untuk tokoh-tokohnya, seperti Annelies Mellema, Minke, dan Nyai Ontosoroh.
Apakah proses casting sudah dimulai?
ML: Sampai saat ini pemain belum ditentukan. Tapi, proses casting sudah dilakukan. Calon-calonnya sudah ada, tapi belum diputuskan. Ada yang baru dan ada yang sudah berpengalaman. Nanti akan ada juga aktor-aktor Belanda yang akan ikut main.
Dengar-dengar Nicholas Saputra akan ikut main?
ML: Kata siapa? Gosip ah... Saat ini untuk pemain masih dalam proses.
Kenapa yang dipilih novel Bumi Manusia?
ML: Bumi Manusia itu cerita yang luar biasa. Menurut kami, itu masterpiece Pramoedya Ananta Toer, berkisah tentang cikal bakal Indonesia, dan hingga kini masih relevan untuk kita becermin.
Risetnya seperti apa?
ML: Mengangkat cerita dari novel Bumi Manusia butuh riset yang panjang dan rinci. Sampai saat ini riset terus dilakukan, butuh enam hingga sembilan bulan lagi. Kami sudah memulainya. Riset malah sampai ke Belanda. Kami sudah ke Leiden karena di situ banyak sekali materi bahan-bahan film untuk periode 1899 hingga 1905. Datanya lebih tersedia di sana. Kami sempat masuk ke perpustakaan-perpustakaan untuk melihat langsung bagaimana Surabaya pada masa itu, bagaimana orang pribumi terpelajar saat itu.
Daerah mana saja yang akan jadi lokasi shooting?
ML: Lokasi shooting-nya sudah kami dapatkan, yakni sekitar Malang dan Surabaya.
Siapa yang akan menggarap penulisan untuk skenarionya?
ML: Penulis skenarionya, Jujur Prananto. Menurut kami, dia orang yang tepat untuk menggarap skenarionya. Dia itu penulis, cerpenis. Kami yakin dia memahami betul mengenai Bumi Manusia. Lagian, saya sudah lama tak kerja bareng dengan dia. Terakhir kami kerja bareng di film Ada Apa dengan Cinta? Jadi ini semacam reunian.
Kapan akan dirilis?
ML: Kalau enggak akhir tahun 2011, ya awal 2012.