JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai grup indie, Band Efek Rumah Kaca saat ini dikenal sebagai grup musik yang memilih untuk memproduksi sendiri CD rekaman mereka. Mereka mencoba mempertahankan idealisme bermusik agar bisa menyajikan kreativitas mereka secara total.
”Kalau ada label mayor mau mengajak kami rekaman, kami sih okay saja asal proses kreatif kami bisa total dan tidak direduksi. Tapi kalau ternyata tidak ada titik temu, ya kami memilih memproduksi CD sendiri atau indie saja,” kata vokalis sekaligus gitaris Band Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud (34), di sela-sela latihan di Studio Orange, KG Studio Jakarta, Kamis (16/12/2010).
Band ini diawaki tiga orang. Selain Cholil Mahmud, ada Adrian Yunan Faisal (34) sebagai vokal latar dan basis, serta Akbar Bagus Sudibyo (34) juga vokal latar dan penabuh drum. Berteman sejak zaman SMA, kini mereka sudah menelurkan dua album: Efek Rumah Kaca (2007) dan Kamar Gelap (2008).
Biasanya Cholil yang membikin lirik lagunya. ”Idenya bisa dari mana-mana, bisa bertema pertemanan, hubungan sosial, politik, percintaan, intinya keseimbangan dalam hidup. Kan hidup tidak cuma cinta melulu, tapi kita juga menghadapi problem hidup lainnya, seperti soal pekerjaan dan teman,” kata Cholil. (LOK)