The Changchuters "Pol-polan" di Film Terakhir

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kembali membintangi sekuel komedi The Tarix Jabrix, grup band The Changchuters--yang digawangi Tria (vokal), Qibil (gitar), Alda (gitar), Dipa (bas), dan Erick (drum)-- mengaku tampil habis-habisan.

"Kami mencoba main 'pol-polan' karena ini film terakhir (The Tarix Jabrix-red)," kata Tria dalam jumpa pers The Tarix Jabrix 3 di Planet Hollywood, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2011).

Tuntutan skenario yang menantang pun seolah menjadi vitamin anak-anak The Changchuters untuk tampil maksimal di film yang mengisahkan kehidupan geng motor di kota Bandung tersebut.  "Film yang pertama lebih ke perkenalan--karakter Cacing, Mulder, Ciko, Coki, dan Dadang sebagai geng motor The Tarix Jabrix-- terus yang kedua setelah terkenal mereka banyak goncangan, dan yang ketiga mereka coba menularkan influence," cerita Tria.

Tak hanya tuntutan pengembangan karakter peran semata, lanjut Tria, jalan cerita The Tarix Jabrix 3 lebih menginspirasi. "Kayak dulu di (Tarix Jabrix) yang pertama kami nyebrangin orangtua, nah di yang ketiga ini yang nyebrangin sudah orang lain. Berarti kan influence-nya bagus sekali," urai Tria.

Setelah terlibat berberapa kali shooting, sejumlah pengalaman pun telah mereka rasakan. Pernah, katanya, mereka dimaki-maki lantaran shooting di area publik.  "Bayangin aja di Jalan Asia Afrika ditutup untuk shooting. Terus di Twitter tuh ramai bilang 'gara-gara The Changchuters biangkerok nih shooting jalanan macet'," cerita Tria lagi.