Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Once: Malu Kalau "Lawyer" Enggak Suka Lagu Rumit

Kompas.com - 01/07/2011, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Band Kadri Jimmo The Prinzes of Rhythm (KJP), vokalis Elfonda Mekel alias Once, serta dua pemusik legendaris Tanah Air, Fariz RM, dan Debby Nasution, di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (30/6/2011) malam, tanpa sengaja menghibur banyak pengacara, meskipun mereka tampil bukan dalam acara untuk kalangan tersebut.

Retweet #KJP-Once-Fariz RM, nama konser yang dipandu oleh Denny Sakrie, pemerhati industri musik sekaligus pembawa acara, itu. Konser tersebut dibikin sendiri oleh KJP dengan menggandeng Ninotz Enterprise, milik Hendronoto Susabdo alias Ninotz, selaku promotor. Kadri Mohamad, vokalis KJP, dan Ninotz merupakan pengacara-pengacara yang memiliki misi menyajikan musik berbobot untuk publik penikmat musik negeri ini.       

Diterangkan oleh Kadri kepada Kompas.com, untuk mendapatkan dukungan biaya penyelenggaraan konser tersebut, karena waktu persiapan yang relatif singkat, cuma kira-kira satu bulan, promotor tidak menyasar perusahaan. Promotor "bergerilya" ke sumber dana pribadi dari komunitas pengacara. Jadi, tak heran, msekipun tidak dikonsep khusus untuk para pengacara, konser itu ditonton oleh banyak pengacara.              

Maka kafe tersebut pun malam itu bagai menjadi tempat acara reuni para lulusan fakultas hukum. "Senang ya, bisa bertemu lagi dengan teman-teman lama," ujar Once di pentas. Once, seperti juga Kadri, juga alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sedangkan Ninotz berasal dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Di antara para penonton pun ada, sebut saja, Hotman Paris Hutapea yang juga selebriti, dan Daniel Ginting.

Dalam sesi pertama mereka, KJP beraksi di panggung dengan formasi Kadri, Jimmo (vokal), Fadhil Indra (piano dan produser musik), Rifki Rachmat (gitar), Ken Suke (bas), dan Iyoen Hajunaji (drum). Mereka didukung oleh Popo Fauza (keyboard) dan Yuyun (vokal dan gerak tari). Sesudah duo rapper-programmer Disaster membuka konser malam itu, KJP menyajikan "Sorry to Say", "Gantung" (karya Melly Goeslaw), dan "Symphony Hati", "Bertiga", "Ocean Half", dan "Indonesia Hebat".

KJP lalu juga menyuguhkan "Srikandi", lagu mereka yang liriknya dicipta oleh Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Keuangan RI yang jadi salah satu dari tiga Managing Director World Bank Group di Washington DC (AS). Dikisahkan oleh Kadri di pentas, oleh seorang temannya, melalui e-mail, ia dikenalkan dengan Sri Mulyani Indrawati. Ia kemudian mengajak Sri Mulyani untuk menulis lirik untuk sebuah lagu KJP yang baru berwujud musik kasar dan senandung. Proses meramu musik dengan lirik lagu tersebut hingga kelar dilakukan lewat e-mail. "Lagu ini mengajak para Srikandi Indonesia--TKW, student, dan wanita Indonesia lainnya-- untuk terus mencintai Indonesia dan terus berkarya," kata Kadri di tengah intro "Srikandi".

Usai sesi pertama KJP, Once menghibur para penonton dengan sejumlah lagu. Ia dikawal oleh Fadhil, Rifki, Ken, Iyoen, dan Iwan (gitar). Lagu-lagunya, "Mystify", "Symphony yang Indah", "Aku Mau", "Cemburu" (Dewa 19), "Dealova", dan "Every Little Thing She Does is Magic" (The Police). Sambutan terhangat dari para penonton perempuan mengalir untuk nyanyian-nyanyian romantis Once.

Once dengan bercanda menyebut lagu-lagu yang dibawakannya sederhana, tidak seperti lagu-lagu rumit yang dimainkan oleh para penampil lain dalam konser itu. Dengan bercanda pula ia menyindir para pengacara. "Malu kalau lawyer enggak suka lagu rumit. Lawyer kan suka yang rumit," ujarnya.

Setelah itu, giliran Fariz. Ia memulai penampilannya dengan salah satu hit lamanya, "Hasrat dan Cita" sambil bermain keyboard, didukung oleh Rifki, Ken, dan Iyun, plus Krisna Prameswara (keyboard). Selanjutnya, ia membawakan "Fenomena" (lagu dari album barunya yang akan dirilis tahun ini) serta empat hit lamanya yang lain, "Nada Kasih", "Belenggu", "Sakura", dan "Barcelona".

Debby Nasution, pemain keyboard dan pencipta lagu legendaris yang terkenal pada 1970-an, dihadirkan untuk mendukung Fariz dalam "Angin Malam" (aslinya dinyanyikan oleh Chrisye dalam album soundtrack film Badai Pasti Berlalu, 1977), "Palestina", dan "Manusia Kera" (bersama Kadrie), tiga lagu terakhir Fariz.    

"Malam ini yang istimewa adalah saya bisa tampil dengan orang yang pertama kali ngeracunin saya untuk nge-band waktu SMP. Mula-mula, setiap pulang sekolah, saya ke Pegangsaan (nama jalan di Jakarta, tempat berkumpul para pemusik Gank Pegangsaan pada 1970-an). Setelah itu, langsung ke Pegangsaan (tak ke sekolah)," kenang Fariz, yang juga bermain drum dalam konser ini.

Konser Retweet #KJP-Once-Fariz RM ditutup oleh lagu-lagu, sebut saja, "Mata Dewa", "Bento", "In the Name of Love" (U2), dan "Rock and Roll", yang digulirkan oleh Doddy Katamsi (vokal), Once, Toto Tewel (gitar), Toni "Roxx" (bas), Ikmal "The Rock" Tobing (drum), dan Bakar "Sucker Head" (drum). Pengusaha yang juga bermain gitar dan menyanyi, Setiawan Djody, nge-jam dalam sesi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com