Mengenakan kebaya dan berkain batik, Olivia menghayati perannya sebagai perempuan bernama Misna. Senyum mengulas di bibirnya, tetapi sedetik kemudian keningnya berkerut dengan tubuh meregang.
Bukan hal mudah bagi Olivia untuk membacakan puisi tersebut. Dia menganggap puisi itu lebih sesuai dibacakan oleh perempuan yang sudah melalui banyak peristiwa dalam hidupnya. Namun, Radhar tetap memercayainya untuk membacakan puisi Sisa Sore di Daster Misna.
Olivia khawatir; sebab, selama latihan, ia belum berhasil meresapi puisinya agar ”bernyawa”. Tak disangka; saat tampil di atas panggung, dia berhasil memahami karakter sang tokoh.
Bukan hanya menghadirkan karakter Misna, dia juga mendapat pelajaran berharga. Baginya, terdapat makna di balik teater. Sebagai manusia dia harus kuat dan berani menghadapi masalah.