JAKARTA, KOMPAS.com — Makanan "wajib" orang Indonesia apa yo? Mau di restoran atau di warung, makannya sama lho. Penabuh drum Gilang Ramadhan (48) bertanya dengan nada jahil. "Makan nasi kan?" ujarnya riang saat tampil di Bentara Budaya Jakarta, beberapa waktu lalu.
Itulah alasan Gilang menyebut rhythm yang dia kombinasikan dari berbagai daerah di Indonesia sebagai "rhythm sawah". Berbeda dengan rhythm umumnya, Gilang memasukkan unsur-unsur musik tradisional, seperti dari Aceh, Jawa, Sumatera, juga Papua.
Walau terbiasa memainkan drum set sejak puluhan tahun lalu, suami Shahnaz Haque itu belum menguasai alat musik tradisional. Minatnya malah tumbuh saat memadukan elemen rhythm dari berbagai daerah mulai tahun 1995.
"Saya mempelajari ketukan dan pola rhythm, mengamati orang yang memainkan rebana dan kendang sunda," tutur pemilik Gilang Ramadhan Studio Band Indonesia itu bersungguh-sungguh.
Personel BIL Project bersama Ekki Soekarno dan Ikang Fawzi tersebut mencontohkan kedekatan orang dengan budaya asal kesehariannya. Misalnya, bagaimana urang Sunda tetap saja ngigel (menari ala Sunda) walaupun tongkrongannya rocker atau punk.