Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vidi Aldiano Digaet Guruh Soekarno Putra

Kompas.com - 23/07/2011, 09:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua penyanyi muda berbeda generasi, Vidi Aldiano dan Widi Mulia, salah satu personel grup vokal B3, merasa bangga saat dipercaya oleh Guruh Soekarno Putra (GSP) menjadi salah satu pengisi pagelaran akbarnya yang bertajuk 'Beta Cinta Indonesia'. Pagelaran itu merupakan bentuk dedikasi 40 tahun GSP terhadap karya seni di Indonesia.

Rencananya, pagelaran karya GSP bersama Kinarya GSP itu akan dilangsungkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, mulai 21 hingga 23 Oktober 2011. Acara itu merupakan 'petikan' pagelaran yang pernah dibuat putra bungsu Presiden RI Soekarno dan Fatmawati itu selama empat dekade terakhir.

"Konser ini akan menjadi konser pertamaku bareng Pakde Guruh," kata Vidi saat ditemui dalam jumpa pers Pagelaran Beta Cinta Indonesia di kediaman GSP di Jalan Sriwijaya No 26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/7). Saking dekatnya, Vidi sampai menyapa GSP dengan panggilan 'pakde'. Vidi mengaku bangga dilibatkan GSP.

Awalnya, pelantun lagu 'Status Palsu' ini kaget dan tidak percaya ketika GSP mengajak dirinya bergabung dalam pagelaran tersebut. "Aku pasti bangga banget. Aku merasa kaget dan 'surprise'," ujar Vidi tersenyum. Hal yang sama dikatakan Widi. Istri aktor Dwi Sasono yang juga personel grup B3 itu terlihat begitu antusias dan semangat mempersiapkannya.

"Semangat itu sudah pasti," kata Widi. Setiap pagelaran seni yang dirancang adik mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri itu, Widi selalu merasakan kerinduan dan ingin terlibat didalamnya. "Setiap saat, karya-karya Mas Guruh membuatnya rindu. Pagelarannya itu benar-benar membuat kita semangat," kata ibu dua anak ini tersenyum.

Selain Vidi dan Widi, sejumlah nama musisi dan seniman top akan turut memeriahkan pagelaran GSP itu. Sebut saja penyanyi Vina Panduwinata, Tompi, Elfonda Meikel alias Once, hingga Butet Kartaredjasa, Yati Pesek, Asri Welas dan Tike Priatnakusumah, serta didukung iringan musik orkestra ala Erwin Gutawa, dan para penari dari Kinarya GSP.

"Mas Guruh itu salah satu panutan saya saat bermusik. Karakter dan originalitas berkarya itu ada pada Mas Guruh," ujar Erwin yang menyebutkan GSP sebagai seniman dengan karakter kuat dan 'sangat Indonesia sekali'. Lagu GSP, bagi Erwin, mencerminkan betapa hebatnya standar komposisi sebuah karya seni Indonesia.

Impian membuat pagelaran itu sudah lama direncanakan Guruh. Cukup alam GSP tidak pernah lagi membuat pagelaran yang kolosal dengan dukungan ratusan seniman dan dekorasi yang hebat. "Terakhir kali saya membuat pagelaran kolosal tahun 1980-an," ujar Guruh yang membuat pagelaran kolosal pertama kalinya tahun 1979.

"Saya ingin menjadi pengabdi sejati kepada Tuhan, orang tua, bangsa dan masyarakat Indonesia," kata Guruh yang selama ini lebih fokus beraktifitas sebagai politisi. Sejak awal, setiap pagelaran yang dibuatnya itu selalu diperuntukkan bagi Indonesia. "Dari lagu, koreografi dan busana, harus mengacu pada akar budaya sendiri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau