Meski sudah memiliki jam terbang tinggi dalam penulisan skenario, antara lain skenario film Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta, bagi Aris, panggilannya, selalu ada tantangan tersendiri.
”Yang pasti menarik, karena saya harus memindahkan cerita dari medium yang satu ke medium lain. Ini akan memunculkan komparasi dari publik. Di luar itu juga ada proses mengurangi atau menambahi. Jadi, cukup menantang,” ujarnya.
”Ada novel introver dan ada yang ekstrover. Negeri 5 Menara termasuk yang ekstrover, dinamis. Penulisnya banyak bertutur dan menceritakan banyak adegan. Jadi, tinggal dipindahkan saja ke audiovisual,” katanya.
Selama proses penulisan skenario, ia juga berkomunikasi intens dengan sang penulis. Keduanya berkali-kali menggelar pertemuan untuk berdiskusi.