Dalam Arisan 2, daya kritis Yayuk sebagai wartawati merosot karena dia menulis untuk menyenangkan orang karena uang. ”Buat Yayuk, semua orang bisa jadi buku asal bisa bayar,” kata Ria.
Dia membantah jika karakter Yayuk itu bentuk sinisme. ”Apa sih idealisme kalau ujungnya juga duit? Menjual reality show atau cerita tentang kesedihan, horor, dan perjuangan yang katanya menggugah nurani, kan, ujungnya juga duit?” ujar Ria. Ia buru-buru menambahkan, ”Itu sikap Yayuk lho, tokoh imajiner dalam Arisan 2.”
Tawa lepasnya berhenti saat ditanya, ”Apakah tokoh imajiner itu ada di jagat jurnalis Indonesia?” Ia balik bertanya, ”Menurut Anda?” Kami pun tertawa terbahak-bahak.
Ria tidak tahu persis tarif menulis buku biografi orang-orang kaya itu. Tetapi, kabarnya, tarif rata-ratanya Rp 250 juta, bahkan bisa mencapai setengah miliar rupiah. Nah, bayangkan kalau seorang jurnalis setiap tahun bisa menghasilkan dua buku. Bekerja lebih mudah dengan penghasilan lebih banyak. (WIN)