JAKARTA, KOMPAS.com -- Berbahasa Indonesia yang baik dan benar dirasakan pembawa acara Irfan Hakim sebagai hal penting. Apalagi, acara yang dipandunya berbahasa Indonesia.
"Tetapi, berbahasa Indonesia yang baik enggak mesti kaku, saya menyesuaikan kondisi. Dalam acara anak muda, bahasanya mesti disesuaikan, termasuk bahasa alay atau cin-cinan," ujar pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 15 Oktober 1975, seusai memandu acara pembukaan Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011 yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta.
Bahkan, Irfan meminta ketegasan Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryati soal anggapannya bahwa berbahasa Indonesia yang baik itu menyesuaikan kondisi setempat. "Bu Wiendu bilang, bahasa Indonesia enggak mesti selalu baku. Pakai bahasa asing juga sah kalau tempatnya pas. Asal, kita tetap bangga berbahasa Indonesia," ujarnya.
Sebagai orangtua, Irfan mengutamakan penguasaan bahasa Indonesia pada ketiga putrinya. Meskipun banyak pendidikan prasekolah menawarkan bahasa asing, dia memilih yang berbahasa Indonesia."Enggak apa-apa kalau (mereka) telat belajar berbahasa asing. Saya lihat banyak anak SD yang lancar berbahasa Inggris, tetapi tak lancar berbahasa Indonesia. Saya tidak mau begitu. Sedikit-sedikit anak-anak juga saya ajarkan bahasa Sunda," ujarnya.
Irfan berharap suatu saat bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa internasional. "Penduduk Indonesia banyak dan suka jalan-jalan ke beberapa negara," ujarnya. (ELN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.