JAKARTA, KOMPAS.com — Sehari-hari Efek Rumah Kaca cukup sibuk. Dalam sebulan, Cholil (vokal), Akbar (drum), dan Bobby (bas) bepergian rata-rata delapan kali ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Jadilah bandara seolah rumah kedua.
Sebagai band indie, mereka mempunyai penggemar di Indonesia, terutama di kota besar. Kota Malang, Surabaya, Bandung, Medan, dan Denpasar termasuk yang mereka kunjungi.
Sayang mereka belum bisa memenuhi keinginan penggemar di kota-kota tertentu. ”Kami ingin ke Palembang (Sumatera Selatan) karena cukup banyak yang mengenal kami di kota ini, tapi sampai sekarang belum kesampaian,” kata Cholil di Kuta, Bali, akhir pekan lalu.
Saat mereka mengisi acara Kompas MuDA Creativity di Universitas Udayana, Denpasar, misalnya, beberapa mahasiswa langsung meminta kesediaan ketiganya untuk berfoto bersama.
Di kantin Fakultas Sastra itu, seorang perempuan setengah baya juga minta berfoto bareng Efek Rumah Kaca (ERK). Dengan percaya diri, tiba-tiba dia mengarahkan kamera di ponselnya ke arah Akbar. Ia tak mau kalah dari para mahasiswa meski sebenarnya tak tahu siapa ERK.
”Terkadang, ada orang yang cuma ikut-ikutan mau potret bareng biarpun enggak kenal ERK. Mereka pikir, kalau banyak yang minta foto bareng, pasti orang itu artis, ha-ha-ha,” kata Akbar. (BEE)