JAKARTA, KOMPAS.com -- Wacana kenaikan BBM bersubsidi dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter pada 1 April 2012 nanti membuat sebagian pihak tak bertanggung jawab yang menimbun bahan bakar berjenis bensin tersebut untuk mendulang keuntungan. Hal ini pun dinilai miris oleh vokalis Judika Nalon Abadi Sihotang.
"Belakangan ini aku keluar kota dan melihat mereka pada rela tidur mengantri (di SPBU). Sekarang siapa yang enggak tertarik menimbun BBM? Kalau tiba-tiba naik mereka akan kaya mendadak. Ini kan miris," tandas Judika dalam wawancara di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta, kemarin.
Penimbunan tersebut juga tak lepas dari isu kelangkaan BBM, namun Judika mengaku sama sekali tidak terpengaruh. "Kalau aku kebetulan enggak terlalu terpengaruh sama gosip yang beredar. Di Jakarta aku isi bensin masih biasa saja, tapi di daerah semua orang terlihat buru-buru," ujar Judika.
Meski tidak terpengaruh, Judika tetap keberatan jika BBM benar-benar dinaikkan. "Sebenarnya aku enggak setuju dengan kenaikan BBM, aku secara pribadi enggak masalah cuma banyak masyarakat kita masih banyak yang enggak mampu. Kalau pun dinaikkan harus disertai kebijakan yang bisa menguntungkan masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Kalau pun akhirnya demonstrasi besar-besaran menolak kenaikan BBM terjadi, Judika mengaku tidak heran. "Kalau aku melihat hari ini rencananya akan terjadi demo besar-besaran, artinya ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, semua daerah akan melakukan demonstrasi," papar Judika.
Judika berharap demo penolakan dilakukan tidak anarkis. "Yang demo capek, yang diharapkan tidak tercapai, akhirnya yang diuntungkan adalah kepentingan pribadi. Indonesia itu sebenarnya paling murah BBM-nya, aku sih lihatnya kalau ada subsidi paling tidak menyentuh orang yang memerlukan," kata Judika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.