JAKARTA, KOMPAS.com -- Artis Titiek Puspa (74) tak henti berkarya. Selama tiga hari, 15-17 Juni 2012, dia memanggungkan drama musikal Semut Merah, Semut Hitam di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Ia tampil sebagai sutradara dan pengarah seni.
Ini kali ketiga bagi Titiek menampilkan karyanya setelah Abadi Sang Legenda (2007) dan pergelaran operet Malin Kundang (2002). ”Saya mencintai seni dan anak Indonesia. Karena itu, saya tak merasa lelah,” ujarnya.
Semut Merah, Semut Hitam dikemas dalam pertunjukan seni suara, tari, dan akting. Semua pemeran dibalut dengan kostum model semut. Sejumlah artis diajak serta dalam pertunjukan ini, seperti Camelia Malik, kelompok B3, Nina Tamam, Sita Nursanti, Ari Tulang, Tike Priatnakusuma, Candil, dan Ivan Gunawan.
”Semut itu punya kerajaan yang hidupnya diwarnai keceriaan dan kerukunan,” kata Titiek. Kerajaan semut pun suka mengadakan pertemuan bagi semua warga semut. Dalam acara itulah, para semut bertukar kepandaian, nyanyian, dan tarian.
”Sayang kehidupan rukun dan damai itu rusak akibat kehadiran semut asing yang menjadi penghasut. Semut merah dan semut hitam saling curiga. Mereka saling menjatuhkan. Kehidupan semut memburuk, apalagi setelah muncul larangan hubungan kasih antara putri dan putra kerajaan semut,” ujar Titiek membocorkan sedikit kisah pertunjukan itu. (ZAL)