JAKARTA, KOMPAS.com -- Sekalipun terinspirasi dari kisah nyata yang dialaminya sendiri, novelis Andrea Hirata (39) menegaskan bahwa novel tetralogi Laskar Pelangi sama sekali bukan merupakan file dokumenter, apalagi buku biografi.
"Walaupun kisah dalam buku itu berangkat dari kisah pribadi saya sendiri, tetralogi Laskar Pelangi tetap saja merupakan novel. Dalam kisah tersebut, banyak peristiwa saya dramatisasi, ada hal kecil yang saya besar-besarkan, dan ada hal besar yang saya kecilkan maknanya," ujarnya di hadapan para penggemarnya dalam talk show di Kota Magelang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Namun, dalam buku itu ada cerita yang sama sekali tidak dia ubah, yaitu kisah tentang Muslimah, guru SD-nya di Belitong, yang gigih memperjuangkan pendidikan dan masa depan yang lebih baik untuk semua anak didiknya. Andrea mengaku, dia sangat mengagumi orang-orang yang menerjuni profesi guru dengan tulus seperti Muslimah.
"Hanya orang-orang terpilih sajalah yang benar-benar bisa menjalankan profesi guru dengan baik," ujarnya. (EGI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.