Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentas "Kuda Lumping" Bikin Trans Sirkus Barock

Kompas.com - 01/06/2013, 17:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.COM -- Seperti sifat alami dalam permainan kuda lumping, para personel band Sirkus Barock juga mengalami trans saat melantunkan lagu "Kuda Lumping".

Semua pemain grup musik yang dimotori Sawung Jabo ini memainkan alat musik masing-masing sambil melakukan gerakan atraktif tanpa mengenal lelah.

Gitaris Totok Tewel yang tadinya lebih banyak anteng dengan kencrungnya, kali ini tampil agresif. Dengan menyandang gitar elektrik mondar-mandir seperti layaknya pemain kuda kepang kesurupan.

Adegan panggung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada Jumat (31/5/2013) malam ini segera berubah seperti tarian kuda lumping.

Sengatan Totok Tewel membuat personel lainnya agresif bergetar, bukan hanya violis Ucok Hutabarat mengobat-abitkan rambut gimbalnya, juga gitaris muda Joel Tampeng bergabung dan pianis Bagus Mazasupa semakin lincah memain jari-jarinya sambil menggoyang-goyangkan badan bongsornya.

Tak kalah rancaknya penggesek cello Hasnan mengatun-ayunkan gagang cellonya yang berat. Penampilan demonstratif drummer Endy Baroque dengan menggunakan topeng Bujang Ganong makin memanaskan suasansa.

Sebuah karakter seram raksasa merah berambut panjang yang selalu tampil dalam atraksi seni tradisi reog. Endy personel paling muda ini secara mengesankan mampu mengikuti tuntutan lagu-lagu Sawung Jabo yang meramu unsur genre musik rock di dalamnya.

Memang untuk mengiringi musik yang penuh power ini Endy harus bekerja keras dan bahkan pedal drum basnya jebol dibuatnya.

Sebelum memuncak, suasana trans sudah dipanaskan dengan lagu "Bento" dan "Bongkar", yang pernah populer bersama Iwan Fals. Disusul dengan "Kuda Lumping", yang menyambung dengan lagu "Hio", seperti sebuah antiklimaks diakhiri dengan "Badut".

Musik Sirkus Barock memiliki aliran yang unik, menggabungkan musik tradisi dengan musik barat. Selain pop, rock, Sawung Jabo, yang sekarang bermukim di Australia, juga memadukan irama klasik barat. Alat musik gesek berpadu dengan seruling dan kenong dari gamelan.

Peristiwa budaya bertema "Cerita dari Jalanan" ini ditampilkan di panggung terbuka Taman Budaya Jabar di Bandung dua hari sebelumnya. Berbeda dengan penamplan di Bandung, yang gratis, pertunjukan tanpa sponsor di TIM dikenakan biaya tanda masuk Rp 50.000 dan Rp 100.000.

"Biasanya kami gratiskan, karena ini sifatnya musik rakyat. Namun, di TIM ini terpaksa dikenakan tiket, karena mahalnya sewa gedung di TIM," kata Ayu Weda dari panitia penyelenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau