Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slank: Masih Banyak Hutan dan Satwa Telantar

Kompas.com - 28/10/2013, 20:24 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com -- Pemerintah Indonesia dinilai masih kurang peduli terhadap lingkungan hidup, termasuk satwa, yang dimiliki Indonesia. Terbukti masih banyak satwa telantar dan bahkan tak tersentuh oleh Pemerintah. Hal itu dikemukakan oleh Abdee Negara Nurdin alias Abdee, gitaris Slank, dalam jumpa pers menjelang konser amal bertema Alam, di Petung Sewu Wildlife Education Center (Pi-Wec), Desa Petung Sewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Senin (28/10/2013) sore.

"Setelah kami melakukan kunjungan ke beberapa daerah di Indonesia, masih banyak hutan dan satwa yang telantar," kata Abdee, yang didampingi oleh para personel lain Slank.

Slank, katanya, juga sering menemui beberapa organisasi dari luar negeri yang berkecimpung di bidang pelestarian alam dan mereka berpendapat sama dengannya. "Bahwa Pemerintah masih kurang perhatian terhadap kelestarian alam dan satwa," ucapnya.

Abdee mengaku khawatir hewan-hewan langka yang harus dilindungi akan punah. "Sementara, Indonesia memiliki banyak satwa langka yang tidak ditemukan di negara lain," lanjutnya.

Sementara itu, menurut Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim, drummer Slank, Slank sudah melakukan beberapa aksi dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup di Indoensia, antara lain menjadi relawan tetap Profauna Indonesia sejak 2002.

"Kita dan Profauna bagai dua ujung tombak. Kita imbau penyelamatan lingkungan melalui lagu-lagu dan Profauna beraksi langsung terjun ke lapangan," tuturnya.

Kata Bimbim pula, sejumlah lagu Slank bertema alam, antara lain "Gak Perawan Lagi", "Bocah", dan "Tepi Campuhan". "Lagu itu memang diciptakan untuk menggugah masyarakat Indonesia, khususnya para Slanker, agar peduli dan respect terhadap lingkungan di sekitarnya. Dan, di setiap album, wajib bagi Slank untuk membuat satu lagu tentang lingkungan atau alam," tuturnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau