Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicau Harapan untuk Aquarius Mahakam

Kompas.com - 07/12/2013, 13:21 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak yang menyayangkan bila toko kaset dan CD orisinal Aquarius Mahakam gulung tikar akibat dampat industri musik Tanah Air yang sedang sakit seperti saat ini.

Tak sedikit dari artis musik yang mengicaukan harapannya agar Aquarius Mahakam tetap hidup dan bisa diselamatkan melalui lelang kaset dan CD untuk menutup biaya operasional. "Aquarius Mahakam blm mati. Kalo emang msh mau diselamatkan, segera aja beli cd disana. Kalo yg beli gk ada, ya toko tutup.gitu doang," kicau artis musik, pencipta lagu, sekaligus pemain bas The Dance Company, Pongki Barata melalui akun Twitter miliknya @pongkibarata.

Seperti Pongki, sutradara Joko Anwar pun merasa optimistis bahwa Aquarius Mahakam masih memiliki harapan untuk terus beroperasi. "There may be hope. "@hasief: (Aquarius Mahakam) Not dead yet. Read this: pondraz.blogspot.com/2013/12/aquari...," kicau Joko dengan akun @jokoanwar.

Lain pula dengan personel grup BIP, Indra Q Yudo atau Indra Q yang cukup miris melihat dampak sakitnya industri musik Indonesia yang disebabkan pembajakan dan download ilegal. "Tandanya semua dah donlod ilegal hahahaha.."@sologuitar: #RIP Aquarius Mahakam, salah satu toko cd/kaset terlengkap di Jakarta :(" tulis pemilik akun @IndraQ itu.

Sebetulnya harapan masih ada seperti yang dikutip dari perbincangan penulis blog www.pondraz.blogspot.com dengan bos Aquarius Mahakam, Koh Alyaw. Dalam perbincangan mereka di restoran Bakmi Permata yang terletak persis di sebelah toko Aquarius Mahakam terungkap beberapa persoalan seperti berikut ini.

"Pertama mengenai rencana penutupan, kapan tepatnya. Menurutnya clearance sale yang sedang berjalan ini untuk menghabiskan stok yang ia harapkan bisa habis di bulan Desember sehingga bisa menutup buku dan operasional pas di akhir tahun. Tapi tidak tertutup kemungkinan diperpanjang sampai sekitar Maret 2014. Memang tidak mudah katanya untuk mengimbangi biaya operasional dari gedung sendiri, pegawai, dll jika hanya mengandalkan penjualan CD yang semakin lama semakin surut. Ia bercerita tentang pergeseran gaya hidup. Saya berpikir tentu hadirnya mall-mall besar akan mematikan individual stores semacam ini, apalagi kawasan Blok M juga sudah tidak identik sebagai kawasan nongkrong yang "hits"," tulis Pondraz dalam blognya.

"Sebenarnya mereka punya aset media luar ruang berupa baliho di depan toko yang sebenarnya jika dikomersilkan bisa meraup tambahan pemasukan yang signifikan. Tapi di sinilah perbedaan Aquarius, karena pembesarnya begitu idealis, titik baliho ini hanya diizinkan untuk materi promosi musik dengan biaya yang sangat terjangkau. Alasannya adalah, "Kasihan orang-orang musik, dimana lagi bisa promosi (luar ruang)". Gila! Sebuah langkah yang menyeramkan dari segi bisnis tapi menyegarkan bagi pelaku bisnis musik," lanjutnya.

"Koh Alyaw juga bercerita tentang pentingnya membangun pasar indie yang nyatanya punya angka penjualan yang bagus. Ia menyebut beberapa nama seperti Payung Teduh dan Tiga Pagi yang saat ini punya angka penjualan bagus. Memang Aquarius ini menjadi salah satu "penyelamat" musisi indie dalam hal penjualan album fisik, karena sebagai toko musik yang sudah mapan, mereka menerima berbagai produk indie untuk dijual. Selain itu juga pentingnya membangun komunitas-komunitas musik untuk memperkuat fondasi bisnis ini.." cerita Pondraz.

"Banyak sekali kisah customer yang diceritakan oleh koh Alyaw mengenai memori di Aquarius Mahakam. Ada sepasang pelanggannya yang bertemu di toko sampai akhirnya menikah. Mereka kini sudah punya anak usia kuliah dan masih kerap datang berbelanja di toko itu. Sebuah tipikal cerita cinta chiclit yang nyata terjadi di toko ini. Ada lagi momen ketika tokonya diserbu pembeli album perdana Maliq & D'Essentials yang dikiranya ada serangan demonstrasi," tulisnya menceritakan kembali kisah Koh Alyaw.

"Mengenai rencana kedepan, mereka memang memiliki toko online yang masih berjalan. Diluar itu sepertinya saya tidak bisa cerita lebih banyak karena takutnya mengganggu rencana mereka," tutup Pondraz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau