Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandy Tumiwa: Banjir di Manado, Alam Tak Bisa Disalahkan

Kompas.com - 15/01/2014, 20:34 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Artis peran Sandy Tumiwa ikut merasakan kepedihan warga Kota Manado, Sulawesi Utara, yang terkena banjir bandang akibat hujan lebat yang turun dari Selasa (14/1/2014) hingga Rabu (15/1/2013) pagi. Namun, menurut Sandy, dengan adanya musibah itu, Pemerintah harus bisa membuat evaluasi terhadap pembangunan dan tata kota tersebut.

"Dulu Manado enggak pernah banjir. Yang jadi pertanyaan, 'Kenapa air bisa sampai ke kota dan, sekarang, bukan Jakarta saja yang banjir, Manado juga," kata Sandy dalam wawancara per telepon oleh Kompas.com di Jakarta, Rabu petang.

Menurut Sandy, pembangunan pesat di Manado, yang tak diimbangi dengan tata kota dan infrastruktur memadai, menjadi salah satu penyebab banjir bandang masuk kota itu.

"Alam tidak bisa disalahkan. Siapa yang berani menyalahkan alam? Justru setelah banyak pembangunan di Manado ini baru terjadi banjir seperti itu. Dulu sih enggak," katanya lagi.

"Infrastruktur di sana juga masih kurang. Seperti dikatakan tadi, daerah resapan, gorong-gorong yang kecil, itu juga harus diperhatikan. Semestinya dilihat lagi blue print pembangunan awalnya seperti apa. Kalau menurut aku, sudah saatnya Pemerintah memikirkan infrastruktur dan segera merombak infrastruktur. (Kalau tidak) yang terjadi akan begitu terus, yang sedihnya bila sampai menelan korban jiwa," lanjut suami artis peran Tessa Kaunang ini.

Sebelumnya, diberitakan oleh Kompas.com, Desa Tateli, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, diterjang banjir bandang, Rabu (15/1/2014) siang. Terjangan air itu disertai kayu dan batu-batu. Puluhan rumah yang berada di tepi Sungai Tateli terseret banjir yang disertai lumpur tebal tersebut.

"Air datang secara tiba-tiba, hanya dalam sekejap air sudah sampai di pinggang. Saya hampir terseret," ujar Ndoro, warga Tateli Lingkungan 1.

Ndoro bersama ratusan pedagang lainnya hampir menjadi korban ketika Pasar Tateli ikut disapu banjir bandang tersebut. Dilaporkan, tiga warga hanyut terseret banjir. Satu korban sudah ditemukan dua jam setelah kejadian. Hingga saat ini, ratusan rumah di Tateli masih terendam lumpur. Ribuan warga mengungsi ke gereja dan bangunan aman lainnya.

Sementara itu, ratusan polisi dari Kesatuan Brigade Mobil Polda Sulut sudah dikerahkan untuk membantu warga. Berbagai alat berat juga diturunkan ke lokasi untuk menyingkirkan lumpur.

"Sudah puluhan tahun saya tinggal di sini, tetapi baru kali ini terjadi banjir seperti ini. Sebelumnya tidak pernah ada banjir begini," ujar Pengki, yang rumahnya ikut dihajar banjir. Cuaca buruk dalam sepekan ini membuat banjir terjadi hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara.

Di Manado, banjir setinggi dua meter terjadi di beberapa wilayah. Ribuan warga telah diungsikan ke tempat aman. Sementara petugas penyelamat kewalahan membantu evakuasi warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau