"Ngomong-ngomong soal komplain, saya ada di garda depan. Untuk menghadapi saya, mudah untuk menjangkau saya, karena saya ada Twitter. Puji Tuhan, komplain yang saya terima itu cuma lelet (pelayanan yang agak lambat). Memang kami belum sempurna untuk men-training karyawan kami," jelas Tika dalam wawancara di restoran Radja Ketjil, Sudirman Citywalk, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2014).
"Tentang makanan, di beberapa outlet lain itu ada komplain makanannya sedikit dingin dan rasanya beda. Jangan sampai yang di Terogong (Jakarta Selatan) rasanya beda dengan yang di PIM (Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan). Atau, misalnya, 'Ih kemarin guramenya bau.' Nah, ini harus detail (waktunya), karena kami dalam sehari kan beberapa kali ngeluarin gurame. Atau, misalnya pelayanannya, kalau perlu catat siapa pelayannya Saya senang dipuji, tapi saya juga menerima komplain," ucapnya.
"Rasa itu kembali ke customer, tapi so far pelanggan saya balik lagi ke Radja Ketjil, karena pas dengan selera mereka. Orang datang jauh-jauh karena rasanya, itu akan lebih lengkap kalau pelayanannya ramah," ucapnya lagi.
Menurut Tika, para personel lain Project Pop memberi dukungan kepada bisnis kulinernya itu.
"Mereka support sekali. Kalau ada keluarganya ulang tahun, makannya di Radja Ketjil. Atau, ada meeting klien, makannya di Radja Ketjil. Ini bisnis pertama, ini juga coba-coba, saya enggak pintar berbisnis, makanya saya perlu di-back up sama abang saya. Pengin sih saya buka penitipan anjing, karena saya anjing banget, maksudnya saya pecinta anjing," cerita Tika berbumbu canda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.