Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konser Gitaris di BBJ, Andai Harmoni Gitar Mewujud di Keseharian...

Kompas.com - 12/02/2014, 14:22 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com - Bagi para pendengar awam, Dewa Budjana barangkali hanya seorang gitaris yang petikan senarnya enak didengar. Barangkali, tak banyak yang mengira bahwa dari pemikirannya muncul gagasan konser amal dari para gitaris untuk Indonesia.

"Dari biasanya komunitas berkumpul bahas gitar atau ngobrol saja, saya pikir apa ya yang bisa dilakukan saat banyak bencana seperti ini," kata Budjana di sela check sound Konser Amal Gitar dari Gitaris untuk Indonesia di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (12/2/2014) siang.

Aria Baron adalah orang pertama yang diajak Budjana membuat konser gitaris untuk penggalangan dana bencana. "Lalu dia mengajak teman-teman gitaris lainnya, yang langsung disambut antusias," kata Budjana.

Berikutnya, nama Harian Kompas langsung melintas untuk digandeng berkolaborasi menggelar konser ini. Apalagi, empat tahun lalu konser serupa juga dipersembahkan para gitaris, di lokasi yang sama juga, saat Gunung Merapi meletus.

Maka, terwujudlah Malam Konser Amal dari Gitaris untuk Indonesia, yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, Rabu malam, mulai pukul 19.00 WIB. Sederet gitaris dari beragam genre dan generasi ambil bagian di dalamnya.

Andai harmoni gitar ada di keseharian

Pertanyaan besarnya, apa yang bisa dilakukan sekumpulan gitaris untuk menyuarakan sebuah kepedulian? Budjana sudah punya jawabannya.

"Gitaris sekian banyak, dikontak untuk konser belum tentu bisa. (Tapi) untuk konser amal ini banyak sekali yang mau ikut bahkan sebagian tak bisa dilibatkan," kata Budjana. "Kalau gitaris saja bisa terketuk untuk peduli, saya juga percaya orang Indonesia juga bisa."

Beragam bencana yang terjadi akhir-akhir ini, kata Budjana, tak semuanya sekadar takdir alam. Sebagian di antaranya adalah akibat dari ulah manusia.

Soal dana yang terkumpul dari konser ini, Budjana mengaku tak terlalu ambil pusing karena sudah diserahkan pada yang menurut dia lebih ahli mengelolanya. Namun, dia menitip harap, bahwa lewat harmoni gitar ada empati dan peduli yang ikut bergetar dari para pendengar.

"Harmoni gitar itu indah. Andai saja keindahan itu juga mewujud di keseharian. Onggokan sampah, apa indahnya?" tanya Budjana. Mungkin soal padatnya pemukiman karena lonjakan penduduk memang tak terhindarkan, ujar dia, tetapi soal kebiasaan tertib membuang sampah pada tempatnya atau menghentikan pembalakan gila-gilaan adalah hal yang bisa dikerjakan.

"Dari gitar kita belajar, satu senar bisa menghasilkan banyak lagu bagus," imbuh Budjana. "Kita juga belajar, banyak gitar bisa bermain bersama memainkan satu harmoni lagu. Mengapa kehidupan tak dibuat laiknya harmoni gitar itu?"

Keprihatinan Budjana tak hanya soal bencana. Dia pun miris dengan kehidupan di Indonesia hari ini yang mempertontonkan maraknya kebiasaan bertengkar. "Dari debat di televisi sampai kehidupan keseharian. Saya juga heran. Ada apa dengan Indonesia?" ujar dia.

Lewat konser amal ini, Budjana berharap manusia Indonesia kembali menumbuhkan rasa. "Harus ada rasa yang tumbuh. Rasa sayang. Sayang pada bangsa dan negara ini." Menurut dia semua ajaran kebaikan ada di Indonesia.

Seni yang subur di seantero negeri, menurut Budjana, adalah cermin adanya budaya baik ini. Harus jadi pertanyaan besar, kata dia, ketika semua itu tak mewujud nyata dalam interaksi keseharian manusia Indonesia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau