"Di luar film-nya kelihatannya lancar-lancar saja, padahal behind the scene-nya itu luar biasa. Kami kan shooting di Cagar Alam Halimun, kami bawa anak gajah ke sana," cerita Hermawan saat berbincang dengan Kompas.com di Javaro Coffee, di halaman Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2014).
Setibanya di lokasi, suasana hati anak gajah ternyata menjadi penentu kelancaran shooting film yang dibintangi Yama Carlos, Valerie Thomas, Kesha Ratuliu, Gusti Laskar Ferdiansyah Simatupang, Endy Arfian, Aikhal Mukhlis, Julian Kunto, Marsya Sitakara Adiyuta, dan Shara Virrisya ini.
"Kalau anak gajahnya bad mood, atau dia mau main, kami harus break dulu. Dia juga enggak mau adegannya harus diulang-ulang, dia pasti ngambek," kata Hermawan.
"Misalnya shooting di hutan cemara, rupanya getah cemara itu mengganggu gajah, bikin gajah gelisah. Belum lagi dorongan untuk bermain, namanya anak gajah kalau mau main dia mulai iseng mendorong-dorong kepalanya ke si Aikal, yang dipepetnya kan mental, teriak-teriak, tapi buat anak gajah itu main-main. Tapi semua tetap dipantau sama dokter hewannya, setiap hari kami kasih report," lanjutnya.
Selain cerita seru anak gajah yang bermain film, masing-masing pemeran karakter Para Pemburu Gajah juga punya kisah menarik. Aikal misalnya, yang tanpa sadar kakinya telah ditempeli pacet. "Pas adegan nyebrang sungai enggak tahunya kok kerasa perih-perih. Eh tahunya si pacet udah gede aja nempel di kaki. Terus akhirnya kasih tembakau biar lepas," kisah Aikal yang memerankan karakter Sam.
Ada juga Gusti Laskar Simatupang yang memainkan karakter Norman. Dirinya mengaku deg-degan ketika harus mengendarai jeep yang berisi rekan-rekannya bersama anak gajah. "Norman anak yang nekat karena dia harus bawa mobil jeep merah yang kuno, yang isinya anak-anak dan anak gajah juga. Adrenalinnya cukup menantang, saya bawa mobil, bawa nyawa sendiri, bawa nyawa orang juga, bawa nyawa anak gajah juga. Salah sedikit bisa 'selesai', enggak tayang nih film," cerita Gusti lalu tertawa.
Lain pula dengan Endi Arfian, remaja 13 tahun yang memerankan karakter Rully ini mengaku banyak mendapatkan pengalaman yang serba pertama. "Pas ditawari film ini aku penasaran ini apa gajah bohongan pakai animasi, atau gajah beneran. Ternyata ini gajah beneran, dari situ tertarik banget dan alhamdulillah terpilih," kata Endi.
"Pengalaman berharganya, awalnya aku enggak tahu keseharian gajah, sifat gajah seperti apa. Kan diajarin juga kalau gajah itu harus diperlakukannya lembut, dan ini pengalaman pertama shooting di hutan," lanjutnya.
Para Pemburu Gajah diklaim sebagai film drama aksi anak-anak pertama di Indonesia yang mengisahkan tentang seekor anak gajah Sumatera, yang sedang diburu untuk diselundupkan. Bukan hanya kemelut yang dihadirkan film ini, kekompakan dan kesetiakawanan juga menjadi bagian dari cerita film yang diproduksi Falcon Pictures ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.