Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Gunung Emas Almayer...

Kompas.com - 30/10/2014, 08:23 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sukses berperan sebagai Senja dalam film trilogi Merah Putih hingga mendapat penghargaan aktris terbaik pada Festival Film Internasional Bali 2009, Rahayu Saraswati kembali hadir dalam film terbaru, Gunung Emas Almayer.

Dalam film kolosal ini, perempuan yang akrab disapa Sara tersebut harus menjalani beberapa lakon yang tak biasa. "Saya harus nyeker di set (lokasi syuting) yang jalanannya tanah liat itu," sebut dia tentang salah satu lakon itu, dalam jumpa pers film Gunung Emas Almayer, di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2014).

"Yang menarik itu positifnya saya jadi bisa mendayung sampan walaupun untuk melawan arus belum bisa," lanjut Sara. "Pokoknya demi Gunung Emas Almayer..."

Ayu juga mengaku mengorbankan banyak waktunya selama pengambilan gambar di pedalaman Malaysia demi film yang akan diputar di gedung-gedung bioskop di Indonesia mulai 6 November 2014.

"Saya balik ke Indonesia cuma sekali selama syuting. Lokasinya itu empat jam dari Kuala Lumpur. Jadi kalau Malaysia identik dengan Kuala Lumpur itu salah, karena Malaysia itu luas sekali," ujar Sara.

Cerita Gunung Emas Almayer

Gunung Emas Almayer bercerita tentang Kaspar Almayer, seorang pedagang dan arkeolog dari Belanda yang terobsesi menemukan gunung emas. Film kolosal ini merupakan adaptasi dari novel klasik pertama karangan Joseph Conrad pada 1895 yang berjudul Almayers Folly.

Tak sekadar jalan cerita hasil adaptasi novel yang kuat semata, Sara mengaku tertarik untuk ambil peran sebagai Taminah di film ini lantaran ada dua aktor kenamaan yang turut bermain pula, yaitu Akex Komang dan Elmanik.

"Saya sih memang cinta pada drama dan ini kesempatan luar biasa, film ini bukan di Indonesia, buat saya ini kehormatan sekali bisa mewakili Indonesia bersama Alex Komang dan Elmanik," kata Sara.

Sara yang selama ini cukup pilih-pilih peran untuk film yang dibintanginya, mengaku langsung jatuh cinta dengan karakter Taminah. "Saya sih sedikit pickie, enggak sembarangan produksi diterima. Karakter Taminah ini sangat menantang," ujar dia.

"Saya enggak tahu muka saya yang jadul (zaman dulu) apa gimana, karena ini setting waktunya tahun 1830, jadi Taminah ini perempuan Jawa yang dibawa sebagai budak," lanjut Sara. "Film ini salah satu yang pas casting saya lihat ini agak sedikit lain, ada aspek sejarahnya, saya melihat apalagi U Wei sutradaranya punya standar sangat tinggi, dia terkenal di film festival."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau