Bayangkan enam gitaris berdiri berjajar di panggung. Dan jreng mengalunlah lagu ”Bendera” karya Eross yang dipopulerkan oleh band Cokelat itu. Pergelaran Six Strings di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (30/10) malam, menandai peluncuran album mereka, I Got Your Back. "Bendera" menjadi lagu pembuka album dan penutup konser. Six Strings cukup bijak membagi jatah permainan sehingga tidak terkesan sebagai kontes gitar atau sekadar unjuk kebolehan individu yang digabung sepanggung.
Pada lagu tersebut, setiap gitaris mendapat jatah memainkan beberapa bar dengan sound serta gaya permainan personal masing-masing. Mereka mampu menata porsi masing-masing sehingga keenam rasa itu teramu dengan pas.
"Bendera" menjadi kaya warna dan lebih berkibar-kibar. Materi lagu tetap sama, aransemen tidak terlalu jauh berbeda dengan versi Cokelat, tetapi muncul sentuhan rasa baru karena adanya enam gitaris dengan karakter yang berlainan tersebut. Six Strings juga tampil berenam dalam lagu "I Got Your Back".
"Saya pengin melebur dengan teman-teman," kata Tohpati menunjukkan bahwa ia tidak ingin menonjolkan diri.
"Rasa saling menghargai satu sama lain dari kami sangat tinggi. Dalam permainan kami ada toleransi. Seperti hiduplah, orang punya keyakinan masing-masing, tapi saling menghormati," kata Budjana bijak.
Melebur bukan berarti menghancurkan atau meniadakan karakter personal masing-masing. Dalam permainan berenam atau bertiga, rasa bluesy dari Andre Dinuth masih terasa. Lick atau sentuhan khas Budjana yang pernah mewarnai GIGI atau album-album solo jazznya juga masih terdengar. Ada pula jejak kegarangan rock ala 1990-an dari Baron. Begitu pula sentuhan personal Baim, Tohpati, dan Eross.
Album
Konser yang digelar Pos Entertainment dengan produser Dhani "Pete" Widjanarko itu terasa lebih hidup dari permainan mereka dalam album. Boleh jadi karena dalam konser keenam gitaris saling berinteraksi langsung. Dalam album, permainan dilakukan terpisah kemudian disatukan dalam satu komposisi. Selain itu, keberadaan penonton juga mempunyai andil dalam menghidupkan atmosfer pergelaran.
Lagu-lagu dalam album I Got Your Back pada dasarnya berbasis dari latihan bareng. Akan tetapi, karena faktor teknis rekaman, mereka harus melakukan take atau bermain secara terpisah sesuai bagian masing-masing. Akan tetapi, diakui Budjana, hal itu bukan berarti menghilangkan kebersamaan yang dibangun saat latihan bersama.
"Hasil tak jauh berbeda dari saat kami bermain bersama-sama. Kami tidak lepas dari konsep," kata Budjana.
Mereka antara lain harus taat pada rambu-rambu.
"Tidak terlalu rock, tidak terlalu jazz, tapi lebih ke pop," kata Budjana tentang rambu itu.
Didukung drumer Bowie dan Yandi Andaputra serta bassist Fajar Adi Nugroho, album Six Strings terdiri dari 10 lagu. Terdapat dua lagu yang melibatkan keenam gitaris, yaitu "Bendera" dan "I Got Your Back". Ada dua lagu yang masing-masing melibatkan tiga gitaris, yaitu "I Got Your Back" karya Tohpati menampilkan Budjana, Andre Dinuth, dan Tohpati. Satu lagi "Juwita Malam" arya Ismail Marzuki yang digarap dengan rasa blues oleh Eross, Baim, dan Baron.
Dalam album, setiap gitaris mendapat jatah satu lagu untuk tampil sebagai individu. Dari tampilan individu itu, kita bisa lebih detail mengenal karakter masing-masing. Tohpati dalam "Super Nice Things", Eross ("Baby Crunch"), Budjana ("Dear Yuliman"), Baim ("Men Like Us"), Baron ("Monaco"), Andre Dinuth ("Perpetual Hype"). Selain menampilkan kemampuan individu, mereka juga menunjukkan kemampuan sebagai komposer khusus untuk gitar.
Apresiatif, menghibur
Konser Six Strings menjadi menarik karena tidak digunakan sekadar sebagai ajang rilis album I Got Your Back. Konser ini membuktikan bahwa gitar sangat menarik dipanggungkan dan nyatanya penonton berapresiasi. Konser itu bisa disebut sebagai "gitar-tainment", ajang gitaris menunjukkan daya hiburnya. Telinga diajak mengenal gitar suara dawai yang berdenting, membisik, berteriak, sampai meraung-raung.
Pada satu segmen, Baron dan Andre Dinuth mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan gitar. Mereka mengajak gitar berkelana ke gaya country rock, blues, jazz, dan bossanova. Pada segmen lain, Budjana, Tohpati, dan Andre Dinuth menyuguhkan lagu patriotik "Maju Tak Gentar", yang bertempo mars itu berubah berasa rock, tegas, muda, bergairah, tanpa kehilangan atmosfer perjuangan yang menaungi lagu gubahan Cornel Simanjuntak itu.
Enam gitaris itu memberi tawaran baru bagi jagat hiburan negeri ini. Bahwa gitar bukan hanya instrumen pengiring. Gitar menjadi sangat menghibur, ekspresif. Gitar dan gitaris bisa menjadi super star. (XAR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.