"Saya diberi tahu teman jurnalis yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah sakit itu. Ternyata lagu-lagu saya dari album Svara Semesta diputar untuk terapi pasien," kata Ayu ditemui di sebuah galeri di Kemang, Jakarta, Rabu (5/11/2014) malam. Ayu tampil cantik dengan kebaya putih berbalut kain batik hitam menyambut sebuah acara festival yang akan diadakan di Bali.
Ia menyatakan senang jika musik yang diciptakannya bisa bermanfaat bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memerlukan penyembuhan. Ayu mengungkapkan, jalur world music adalah panggilan jiwa bagi perempuan yang pernah dijuluki "lady rocker" tahun 1980-an ini.
"Saya seperti kecemplung begitu saja di jalur (world music) ini. Seperti ada yang menarik-narik saya ke arah sana," tutur Ayu yang menyatakan bahwa ia mencipta lagu awalnya bukan untuk tujuan penyembuhan.
Dalam mencipta lagu, Ayu banyak mengambil lirik-lirik sastra kuno dari Bali. Bagi Ayu, sastra kuno memiliki nilai luhur yang bisa indah jika diekspresikan lewat lagu.
"Bagi orang Barat, sastra adalah buku, sesuatu yang dibaca. Namun, bagi orang Timur, sastra bisa berbentuk macam-macam, termasuk lagu," tuturnya.
Sebagai musisi, Ayu berani menempuh jalan sunyi untuk menekuni jalur world music. Karena tidak banyak produser dan distributor besar yang melirik, Ayu bertekad memproduksi dan mendistribusikan album sendiri. Ia sudah memproduksi album Svara Semesta 1 dan kini tengah menyiapkan Svara Semesta 2.
Jatuh bangun dialami Ayu, termasuk pernah tertipu oleh salah satu sahabatnya sendiri. Sahabat Ayu yang orang Eropa ini membantu Ayu untuk memasarkan lagu-lagunya lewat iTune. Ayu pun setuju. Namun, ternyata, ahli komputer itu membuat iTune palsu untuk memasarkan lagu-lagu para musisi dunia. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.