Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ananda Sukarlan Tak Bisa Tahan "Pipis" di Panggung

Kompas.com - 05/02/2015, 23:14 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawa renyah penonton langsung tercipta setelah pianis andal Indonesia, Ananda Sukarlan blak-blakan meminta izin ke kamar kecil sejenak untuk buang air kecil ketika tampil dalam pagelaran bertajuk "Rapsodia Indonesia" di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Jl Palmerah Selatan 17, Jakarta Pusat, Kamis (5/2/2015) malam.

"Sedikit intermezo, ini kita ada break enggak? Oh enggak ada ya? Saya soalnya kebelet pipis banget," kata Ananda yang tampil kasual dengan kemeja batik berpadu t-shirt dan celana jins belel sobek-sobek usai menyajikan komposisi Rapsodia Nusantara No.15.

Agaknya meminta izin buang air kecil bukan kali ini saja dilakukan Ananda. Di tengah pertunjukan program televisi yang diisinya, Ananda bahkan pernah berkicau untuk sekadar izin ke belakang.

"Kebelet pipis @TheREAL_Abi: Berwajah manis. Tea Time w/ @desianwar w/AnandaSukarlan 'sang pianis yg humanis', 2 nov, 15.05 WIB @Metro_TV" kicau Ananda dalam akun @anandasukarlan pada 31 Oktober 2013 lalu.

Di luar kebiasaannya itu, dalam pentasnya kali ini Ananda menyuguhkan rangkaian komposisi yang mengacu pada tema dan lagu rakyat di Indonesia. Selama ini, Ananda Sukarlan dikenal sebagai pianis yang sudah mendunia.

Ananda adalah salah satu dari sedikit pianis di dunia yang mampu dan sukses memainkan karya kolosal dengan virtuositas tinggi di beberapa negara di Eropa. Komposisi "Fantasy and Fugue on the Theme B-A-C-H" yang dicipta komponis dunia asal Jerman, Johann Sebastian Bach, tak luput disajikan Ananda kendati baginya komposisi tersebut cukup aneh di telinganya.

"Itu tadi musik yang rada aneh karena lateral," kata Ananda.

Yang berikutnya, Ananda "bereksperimen" dengan musikalisasi puisi pendek yang terdiri dari empat baris dan enam suku kata. "Ini sangat menginspirasi karena bentuknya yang pendek. Sudah beberapa orang yang bikin," kata Ananda.

"Saya ini sebenarnya penyair gagal makanya saya main Piano," lanjutnya dengan canda sebelum memusikalisasi dua puisi berjudul  "Hilang" dan "Menjelang Malam".

Hilang, "Pagi tanpa hujan// aku endapkan// kehilangan// bayangmu."

Menjelang Malam, "Lepas tuntas duka// menuju arah// jalan pulang// padamu."

"Itu puisi bentuk empat baris, enam suku kata. Ini bisa mendunia," kata Ananda setelah memusikalisasi puisi tersebut.

Pertunjukan semakin hangat ketika komposisi "Falling in Love" dan "Sunset Modulation" disuguhkan sebelum Ananda kembali melirik repertoar Rapsodia Nusantara No.12. Aksi panggung pun dituntaskan dengan permainan piano nan apik di komposisi "Lonely Child".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau