"Jadi musisi itu tak cuma menghidupi diri sendiri. Kalau bisa, juga menghidupi orang lain. Itulah yang saya coba lakukan tanpa meninggalkan aktivitas band," kata Dochi saat ditemui pada peluncuran produk minuman di Jakarta, Selasa (14/4).
Dochi menjalankan dua merek pakaian yang sering dipakai saat bandnya manggung. Ia juga membuka rumah makan bercita rasa Barat bercampur Nusantara. Rumah makan yang ia jalankan bersama ibunya itu sudah punya satu cabang. Belakangan, bersama istrinya, Dochi membuat dan berdagang aksesori pakaian. Bandnya juga sedang mencari talenta baru untuk diproduseri.
Kesibukannya itu hendak ia bagikan kepada penggemar. "Bermusik itu tak hanya main musik dan manggung. Harus dipikirkan cara mencari penghasilan dari usaha yang berkelanjutan (sustainable). Edukasi semacam itu yang nantinya akan kami bagikan lewat kegiatan seperti seminar gitu-lah," ujarnya.
Bisnis dan rencana edukasi itu ia pikirkan bersamaan dengan perampungan album penuh keempat Pee Wee Gaskins, yang terakhir menghasilkan album pada 2010 itu. Saat ini ada 14 lagu baru dalam proses mixing. Penyelesaiannya agak lama karena dikerjakan di Amerika Serikat, melibatkan band rock setempat, Rufio.
"Personel Rufio membantu mixing dan sebelumnya terlibat dalam aransemen lagu. Di salah satu lagu nanti ada juga permainan Scott Sellers, gitaris band itu. Ini pengalaman pertama kami kerja sama dengan band internasional," kata Dochi. (HEI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.