"Perbedaan itu aset nasional kita yang berharga. Kita mau bikin lagu dengan tema 'Rayakan Perbedaan'. Enggak harus ditentukan dalam satu genre saja, tetapi kita akan bikin lagu yang nantinya bisa jadi anthem. Gue membayangkannya lagu ini bisa jadi kayak lagu di stadion ketika sebuah kontingen olah raga berbaris, devile, atau pas terima juara kayak lagunya Queen yang 'We Are The Champion'," tutur JFlow membuka meteri acara tersebut.
Pria bernama Joshua Matulessy itu mengatakan, semangat Bhineka Tunggal Ika menjadi ruh lagu bertema "Rayakan Perbedaan" tersebut. "Kita harus bangga dengan perbedaan kita. Itu spirit yang mau diangkat dari lagu yang bertujuan untuk merayakan perbedaan ini nantinya," katanya.
JFlow dan Cella lantas meminta para Kompasianer yang hadir untuk mendengarkan musik dasar yang telah disiapkan sebelumnya agar memiliki gambaran dalam membuat liriknya. Setelah diperdengarkan lagu tersebut, JFlow dan Cella mengajak para Kompasianer untuk berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ada di Indonesia sebelum merumuskan solusi yang kemudian diangkat sebagai lirik lagu "Rayakan Perbedaan".
Diskusi pun berjalan cukup seru dan menarik dengan berbagai masalah perbedaan yang dibicarakan. Masalah-masalah mulai dari benturan budaya, perbedaan agama, kesenjangan sosial, kesenjangan politik, kesenjangan hukum, hingga masalah feodalisme muncul dalam diskusi tersebut. Semua dicatat di papan tulis kecil oleh JFlow.
"Sekarang kan udah muncul nih problem-problem-nya. Gue kalau bikin lagu bukan fokus ke problemnya, tapi lebih ke harapan. Sekarang kita cari antithesis dari problem-problem itu dan munculin ke permukaan. Nah, di sini lebih ke tema yang merayakan perbedaan," kata JFlow kepada Kompasianer.
Sementara itu, Cella yang tidak banyak bicara terlihat lebih sering memejamkan mata dan sambil menyambungkan tiap kata kunci yang muncul dari JFlow dan Kompasianer.
"Kalau gue langsung fokus ke masalah kalau pas bikin lagu, jadi enggak mikir sebab akibatnya," kata Cella di tengah-tengah konsentrasinya menyusun lirik.
Meski dalam diskusi belum tercipta lirik yang pasti untuk lagu tersebut, kata-kata kunci yang muncul dari para Kompasianer dicatat oleh JFlow dan Cella untuk dijadikan sebagai bahan dasar mereka dalam menulis lirik.
"Ini kan musiknya juga masih dasar. Gue kepikiran untuk masukin instrumen yang berasal dari Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Timur. Dengan begitu, kita bisa bikin pesan bahwa kita tuh bisa harmonis. Kita bisa bilang ke orang luar negeri kalau perbedaan itu bisa dirayakan," ujar JFlow.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.