"Saya istilahnya hanya memberikan karpet merah ke mereka buat eksplor kemampuan bermusik mereka," jelasnya kepada para wartawan sesudah jumpa pers peluncuran album Di Atas Rata Rata (DARR) 2 di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Jakarta Pusat, Selasa (29/9/2015) malam.
Erwin mengatakan, pada satu waktu nantinya mereka akan dilepas ke industri musik Tanah Air, yang ia sebut bagai hutan belantara. Namun, ia percaya, kualitas bermusik yang baik bisa menjadi dasar bagi anak-anak itu untuk berkarya dengan baik. Oleh karena itu, ia dan Gita mendidik anak-anak tersebut melalui proses panjang, dari audisi, workshop (loka karya), penguatan karakter, pemilihan lagu, hingga rekaman.
"Jadi, ini bukan proses terburu-buru. Audisi sejak setahun lalu. Anak-anak ditanamkan berbuat sesuatu itu ada prosesnya. Enggak instan. Perlu pembekalan, di studio manner-nya gimana, cara berhadapan dengan musisi lain dan publik, terus bagaimana berkelompok," jelasnya lagi.
Memang, diakui oleh Erwin, tak gampang mengantar anak-anak itu ke industri musik. Ia juga bangga, anak didiknya dari DARR pertama yang bernama Noni Dju kini sedang belajar menjadi pencipta lagu dan penata musik. Satu lagu ciptaan Noni, "Ha Ha Ha", masuk album DARR 2.
"Yang paling susah memang abis albumnya. Tapi, ngomong industri, tak cuma kualitas. Saya bermimpi lima atau 10 tahun lagi, saya akan bisa kerja sama lagi bersama mereka dengan obrolan yang sangat musikal, karena kadang musisi sekarang istilah 'bar' aja enggak tahu, dikira meja. Mudah-mudahan ini jadi memori yang melekat buat mereka agar serius berkarya," tuturnya.
Erwin berharap tujuh anak DARR generasi kedua bisa mengikuti jejak bahkan lebih baik dari 13 anak DARR generasi petama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.