"Enggak ada yang pahit ya menurut aku, manis semua. Sebetulnya bagaimana senior-senior saya, kakak-kakak saya itu membangun Warkop, membangun sebuah cara kerja, sistem," ungkap Indro ketika diwawancara oleh Kompas.com melalui telepon, Kamis (28/1/2016).
Suka dan duka perjalanan Warkop DKI, yang dimulai sebagai kelanjutan dari Warkop Prambors, dianggap Indro sebagai kenangan paling indah bersama almarhum Dono dan mendiang Kasino.
"Karena, dengan kami dianugerahi kemampuan dan kesempatan gila-gilaan jadi orang terkenal itu, kami jadi punya tanggung jawab. Semua hal kita pikir betul, persiapkan dulu. Kalau kami enggak tahu, kami research, survei dulu," tutur pemilik nama lengkap Indrodjojo Kusumonegoro ini.
Masa bermain film menjadi masa yang tak terlupakan bagi Indro, bagaimana Warkop DKI menjalin hubungan baik dengan para pemain lain dan tim produksi.
"Warkop selalu membangun suasana yang menyenangkan. Kru, pemeran pendamping, semua berkesan, itu karakter kami. Karena, kami punya keyakinan, ketika kami riang dan menyenangkan, kami akan mendapatkan hasil yang produktif," ujarnya.
Dari 1979 hingga 1994, Warkop DKI telah menghasilkan 30-an film, dari Mana Tahaaan hingga Pencet sana Pencet Sini.
Pada Kamis (28/1/2016) malam, Warkop DKI bersama Waldjinah, Ellyas Pical, dan Sumita Tobing, akan mendapat penghormatan dari Kompas TV dalam pergelaran Suara Indonesia. Mereka dinilai telah membuka jalan untuk menggemakan nama Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.