JAKARTA, KOMPAS.com -- Violinis Maylaffayza selalu berusaha menyeimbangkan perannya di antara kehidupan akademis di Jurusan Classical Performance, Conservatory of Music, Universitas Pelita Harapan, di Tangerang, Banten, dengan profesinya di industri kreatif.
Pekan lalu, dia menjadi pengisi acara Festival Fashion Kain Indonesia, di Jakarta.
Arsip Pribadi
Perempuan yang sudah 16 tahun berkarier sebagai violinis ini terpilih menjadi salah satu muse karya perancang Barli Asmara.
Dalam dunia mode, muse merupakan istilah yang dipakai perancang terhadap individu yang dianggap mewakili inspirasi karyanya.
Dalam kesempatan peragaan busana Floral Wonderland oleh Barli Asmara, Fayza mengenakan batik motif bunga dari Yogyakarta yang berwarna-warni.
Di acara yang merupakan bagian FimelaFest ini, Fayza mengiringi peragaan busana dengan permainan biola.
"Saya sangat bersyukur. Barli Asmara adalah seorang perancang yang karya dan etika kerjanya saya kagumi sejak lama. Sebuah kehormatan bagi saya untuk mengangkat budaya dan perancang Indonesia lewat penampilan musikal saya," kata Fayza.
Ini bukan penampilan pertama perempuan itu di panggung peragaan busana.
"Untuk fashion show, saya sudah sering terlibat, tampil sebagai pemain biola karena di situlah kekuatan saya. Pelaku seni perlu saling mendukung dan berkolaborasi pada ranah industri kreatif," katanya.
Terkait batik, Fayza sering mengenakan batik untuk menunjang penampilannya agar semakin menarik.
Itu kerap menjadi pilihannya saat menghadiri acara keluarga, kampus, sampai tampil di atas panggung, termasuk di luar negeri. (SIE)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 September 2016, di halaman 32 dengan judul "Batik dan Biola".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.