JAKARTA, KOMPAS.com - Band The Rain yang beranggota Indra Prasta (vokal dan gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bas), dan Aang Anggoro (drum), merilis album keenam bertajuk Jabat Erat. Album ini lahir setelah The Rain merilis Jingga Senja dan Deru Hujan pada 2012 lalu.
"Kami tidak vakum sih enggak tepatnya, tapi kami lebih ke jeda," ujar Indra saat jumpa pers peluncuran album Jabat Erat di Loop Station, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).
Indra mengatakan, album tersebut digarap selama tiga tahun dengan semangat indie. Mereka bereksperimen dengan musik pop yang retro.
Alasannya, The Rain tidak mau latah dengan konsep electronic dance music (EDM) yang sedang digandrungi.
"Habis kami lihat sekarang kebanyakan musik lebih ke EDM. Arah musik dance. Kami merasa 'Ah kami enggak tertarik ikutan'. Ya sudah jadi gini saja," katanya.
Indra mengatakan, konsep lagu-lagu yang mereka suguhkan kali ini lebih banyak bercerita tentang getirnya kehidupan. Konsep klasik seperti percintaan dianggap sudah usang.
"Tema besarnya menertawakan getirnya hidup. Itulah konsep besar di album ini, menertawakan diri sendiri," kata dia.
Ada 11 lagu dalam album Jabat Erat dengan single jagoan "Jabat Erat" dan "Berkunjung ke Kotamu". Sedangkan sisanya adalah "Ode Penyembuh Luka", "Gagal Bersembunyi", "1995", "Hingga Detik Ini", "Penawar Letih", "Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya", "Jawaban Paling Indah", "Terlatih Patah Hati", dan "Untuk Ayah Ibuku".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.